Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribbit Capital Investasi di Bank Jago Milik Konglomerat Jerry Ng! Ternyata Punya Ambisi untuk....

Ribbit Capital Investasi di Bank Jago Milik Konglomerat Jerry Ng! Ternyata Punya Ambisi untuk.... Kredit Foto: Bank Jago
Warta Ekonomi, Jakarta -

Investor fintech global, Ribbit Capital, resmi melakukan investasi dalam bank digital milik konglomerat Jerry Ng, yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO). Salah satu ambisi dari investasi Ribbit di Bank Jago ialah mempercepat inklusi keuangan di Indonesia.

Managing Partner Ribbit Capital, Mlcky Malka, mengungkapkan bahwa revolusi perbankan digital menjadi salah satu pertimbangan dalam menyuntikkan investasi di Bank Jago. Terlebih lagi, Bank Jago saat ini menjadi fully digital bank pertama di Indonesia dan telah menciptakan kemajuan dalam pengembangan layanan perbankan digital di Indonesia. Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng! Laba Bersih PGN Melonjak Drastis 2.824%

"Bank Jago memiliki komitmen yang sangat kuat untuk melayani nasabah melalui produk perbankan digital dengan teknologi mumpuni yang setara dengan pemain global. Kami senang sekali dapat berpartisipasi dalam perjalanan ini," pungkasnya pada Senin, 4 September 2021. Baca Juga: Bursa Asia Kompak Amblas, IHSG Ngegas Disuntik Triliunan Rupiah Sekaligus!

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar, menyambut baik kehadiran Ribbit sebagai investor Bank Jago. Hal itu sekaligus menjadi wujud kepercayaan investor terhadap sinyal positif prospek bank digital di Indonesia.

"Hal ini juga mengkonfirmasi besarnya harapan dan kepercayaan investor global terhadap prospek bank digital di Indonesia. Kami tentu menyambut baik partisipasi dan dukungan Ribbit di Bank Jago," tegas Kharim Siregar. 

Ia menambahkan, investasi Ribbit ini menambah daftar pemegang saham kredibel dan memiliki komitmen kuat dalam memajukan Bank Jago sebagai pemain utama di bisnis bank digital. Sebelumnya, Bank Jago telah mendapatkan kepercayaan dari Gojek yang dilakukan melalui bisnis layanan keuangan dan pembayaran digitalnya dan GIC Private Limited.

"Hal ini merupakan bentuk apresiasi investor terhadap bisnis model Bank Jago sebagai bank digital yang melayani mass market, tertanam dalam ekosistem dan menggunakan teknologi terkini. Kami merasa sudah berada di jalur yang tepat untuk membawa Bank Jago ke level yang lebih tinggi," sambungnya.

Untuk diketahui, Bank Jago meluncurkan platform perbankan digital pada 15 April 2021 bertujuan untuk menyediakan akses bagi masyarakat membuka rekening bank secara instan serta memampukan mereka mengelola keuangan secara lebih cepat, simple dan kolaboratif. Melalui adopsi teknologi terkini, aplikasi Jago dirancang khusus untuk mampu tertanam dalam ekosistem digital untuk menghadirkan pengalaman baru dalam bertransaksi yang berfokus pada kehidupan nasabah.

Dalam 12 bulan terakhir Bank Jago telah bermitra dengan ekosistem digital, berbagai platform lending serta wealth management. Aplikasi Jago baru-baru ini diintegrasikan ke dalam aplikasi Gojek sebagai metode pembayaran tanpa uang tunai yang memungkinkan jutaan pengguna Gojek bertransaksi secara seamless, cepat dan efisien. Integrasi bank dengan ekosistem digital secara seamless ini menjadi salah satu milestone perjalanan industri perbankan.

Selain dengan Gojek, aplikasi Jago juga terintegrasi dengan platform investasi digital Bibit. Integrasi ini memungkinkan jutaan pengguna Bibit membuka rekening bank Jago melalui aplikasi Bibit, dan mengelola investasi mereka secara lebih terencana. Pengguna Bibit bisa melakukan pembelian reksadana secara rutin dengan melakukan autodebet rekening Jago.

Pangsa perbankan digital di Indonesia sangat luas. Indonesia merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan populasi masyarakat yang belum memiliki rekening bank (unbanked population). Lima puluh dua persen penduduk dewasa - atau sekitar 95 juta - tidak memiliki rekening bank dan lebih dari 47 juta penduduk dewasa tidak memiliki akses memadai pada kredit, investasi dan asuransi. Sementara di lain pihak, penetrasi smartphone di Indonesia mencapai hingga 70%-80%; hal ini menandakan masyarakat Indonesia secara infrastruktur siap untuk perbankan digital.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: