Suku bunga untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dinilai menjadi tantangan dalam pemulihan sektor properti. Hal itu diungkapkan oleh Country Manager Rumah.com, Marine Novita, dalam webinar Rumah.com: "Tren Hunian Pasca Pandemi, Perubahan Perilaku Pencari Hunian dan Adaptasi Pelaku Industri", Selasa (5/10/2021).
"Dari sisi konsumen masih merasa tingginya suku bunga menjadi ganjalan memiliki properti," kata Marine.
Baca Juga: Survei: Indeks Harga Properti Naik 2,24% pada Kuartal III/2021
Berdasarkan data Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021, indeks sentimen properti turun tiga poin menjadi 54 poin jika dibanding pada periode sebelumnya. Seiring dengan hal tersebut, sebanyak 60% responden merasa suku bunga KPR terlalu tinggi. Kemudian, sebanyak 88% responden berharap pemerintah menurunkan nilai suku bunga.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Hari Ganie sependapat mengenai hambatan sektor properti akibat KPR. Ia juga turut mengamini perlu adanya regulasi baru terkait suku bunga yang lebih rendah.
Selain itu, ia juga memandang pemerintah perlu memperhatikan kondisi para pekerja informal. Pasalnya, 70% pekerja saat ini merupakan pekerja di sektor informal yang tidak memiliki akses terhadap perbankan. Hari berharap pemerintah dapat membuka akses pembiayaan rumah bagi para pekerja sektor informal.
"Kami mendorong pemerintah untuk membuka kesempatan bagi sektor informal untuk punya akses ke perbankan," ujar Hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: