Amerika Bikin Rencana Selain Dialog dengan Iran, Bahayakah?
Penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan mengatakan kepada rekannya dari Israel pada Selasa (5/10/2021) bahwa diplomasi adalah cara terbaik untuk mengendalikan program nuklir Iran.
Sullivan, melansir Reuters, Rabu (6/10/2021), berbicara kepada penasihat keamanan nasional Israel Eyal Hulata untuk pembicaraan yang memberi kedua sekutu itu kesempatan untuk berbagi intelijen dan mengembangkan "penilaian dasar" tentang seberapa jauh program nuklir Teheran telah maju.
Baca Juga: Mendadak Amerika Bikin Rencana Baru Terhadap Iran, Israel Dibuat Kaget
Sullivan menegaskan kembali peringatan Biden kepada Teheran bahwa Washington dapat beralih ke opsi lain jika negosiasi gagal.
Sullivan "menekankan komitmen mendasar Presiden Biden terhadap keamanan Israel dan untuk memastikan bahwa Iran tidak pernah mendapatkan senjata nuklir," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
"Sullivan menjelaskan bahwa pemerintahan ini percaya diplomasi adalah jalan terbaik untuk mencapai tujuan itu, sementara juga mencatat bahwa presiden telah menjelaskan bahwa jika diplomasi gagal, Amerika Serikat siap untuk beralih ke opsi lain," tambahnya.
Kata-kata Sullivan menggemakan pesan yang diberikan Biden kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett selama pertemuan Gedung Putih pada bulan Agustus.
Di bawah kesepakatan 2015, Iran mengekang program pengayaan uraniumnya, jalur yang mungkin menuju senjata nuklir, dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Kemudian, Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan pada 2018 dan pemerintah Israel menentang upaya AS untuk menghidupkannya kembali.
Iran, musuh bebuyutan regional Israel, secara konsisten membantah sedang mengembangkan bom nuklir.
Para ahli AS percaya waktu yang dibutuhkan Iran untuk mencapai "breakout" nuklir -uranium yang cukup diperkaya untuk membangun bom nuklir- telah "berubah dari sekitar 12 bulan menjadi periode sekitar beberapa bulan" sejak Trump menarik diri dari pakta tersebut, pejabat AS mengatakan sebelumnya, berbicara dengan syarat anonim.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto