Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dapat Angin Segar Rp1,7 Triliun, Bos AirAsia Umumkan Siap Kembali Tempur!

Dapat Angin Segar Rp1,7 Triliun, Bos AirAsia Umumkan Siap Kembali Tempur! Kredit Foto: Antara/REUTERS/Lim Huey Teng/PRAS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Grup AirAsia yang dipimpin oleh taipan Malaysia, Tony Fernandes mengungkap bahwa pihaknya telah menerima persetujuan dari Danajamin Nasional Berhad untuk pinjaman hingga 500 juta ringgit (Rp1,7 triliun). Dana pinjaman tersebut akan memberikan maskapai 'napas kehidupan' yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Melansir Forbes di Jakarta, Rabu (6/10/21) pinjaman yang 80% dijamin oleh pemerintah Malaysia inni merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi negara untuk mendukung bisnis yang terkena dampak pandemi.

AirAsia mengatakan akan menggunakan dana tersebut untuk tujuan modal kerja, termasuk biaya staf dan biaya operasional utama seperti perawatan pesawat. Saat ini maskapai tengah bersiap untuk meningkatkan operasinya untuk mengantisipasi dimulainya kembali perjalanan domestik dan internasional dalam waktu dekat.

Baca Juga: Super App Airasia Gandeng Netcore Cloud Hadirkan Pengiriman Email Berbasis AI

“Persetujuan dari pemerintah Malaysia ini merupakan dukungan kuat atas kemampuan Grup AirAsia untuk pulih dengan cepat dan memberikan dorongan yang baik untuk strategi penggalangan dana kami secara keseluruhan saat kami bersiap untuk kembali mengudara di semua pasar utama kami,” ujar ketua eksekutif Grup AirAsia, Kamarudin Meranun.

“Negara-negara di seluruh dunia, termasuk di kawasan itu telah mulai membuka kembali perbatasan internasional di tengah kemajuan yang menjanjikan dalam tingkat vaksinasi.”

Maskapai penerbangan dan industri travel termasuk sektor yang paling terpukul oleh pandemi ketika negara-negara di seluruh dunia menutup perbatasan mereka untuk menahan penyebaran virus. AirAsia melaporkan kerugian kuartalan kedelapan berturut-turut dalam tiga bulan yang berakhir 30 Juni, meskipun kerugiannya menyempit 38% menjadi 719,6 juta ringgit (Rp2,4 triliun) dari tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: