General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Adi Prayitno, mengungkapkan, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang kemarin (5/10/2021) diterbitkan oleh Kementerian ESDM, dimulai 2027 sudah tidak ada lagi pembangunan PLTU.
"Bahwa kita telah berhasil dan telah diprakarsai oleh Sampoerna Kayoe dan ATW Hijau merupakan hal luar biasa. Meski dikatakan kecil, dibandingkan energi hijau keseluruhan di Indonesia sebesar 1,7 MW tadi, ini sangat berarti karena tentu saja ini menjadi contoh," ujarnya dalam Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 1,7 MWp Sampoerna Kayoe bersama ATW Group di Jombang, dikutip secara daring di Jakarta, Rabu (6/10/2021).
Baca Juga: Resmi Jadi Anak Usaha PLN, PT EMI Dukung Akselerasi Bauran EBT
Dengan memberikan porsi penggunaan energi baru terbarukan (EBT), kata Adi, diproyeksikan akan dilakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 4,6 GW, termasuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) dengan kapasitas 9,6 GW dan pembangunan EBT lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB).
Oleh karena itu, kata Adi, kelestarian lingkungan menjadi prioritas yang dapat diwujudkan melalui partisipasi perusahaan-perusahaan yang dinilai memiliki minat kepada lingkungan dan energi hijau. Keterlibatan Sampoerna Kayoe dalam penggunaan EBT tenaga surya diharapkan dapat menjadi contoh bagi industri-industri lainnya agar melakukan transisi energi.
Adi tidak menampik, naiknya penggunaan PLTS Atap juga akan berpotensi menyebabkan PLN mengalami terdifraksi karena peluang terjadinya intermitensi. Meski begitu, pihaknya mengaku telah memiliki cara sistem ketenagalistrikan agar tetap andal meski mengalami terdifraksi dengan intermitensi dari EBT.
"Kami sudah membangun PLT Angin di Sulawesi bagian selatan sebanyak dua kali dan akan dibangun juga di Sukabumi. Kami sudah menyiapkan sistem ketenagalistrikan dan siap menerima energi hijau ini menjadi alternatif yang bagus untuk keberlanjutan energi kita," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum