Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cuma Kasih Rp9,5 Juta buat Uang Kompensasi Kematian Covid-19, India Dihujam Kritikan: Lelucon!

Cuma Kasih Rp9,5 Juta buat Uang Kompensasi Kematian Covid-19, India Dihujam Kritikan: Lelucon! Petugas medis memakai alat pelindung diri (APD) saat melakukan uji usap dari seorang wanita ditengah penyebaran virus corona (COVID-19), di perbatasan Delhi-Uttar Pradesh, Noida, India, Kamis (19/11/2020). | Kredit Foto: Antara/REUTERS/Adnan Abidi

Alasan pemerintah itu juga dianggap tidak masuk akal oleh Anand Chourasia dari kota timur Dhanbad. Chourasia yang seorang dokter, telah kehilangan istrinya karena Covid-19 pada bulan April. Sama seperti Kumar dan Bansal, Chourasia ikut mempertanyakan nilai kompensasi Rp9,5 juta di era saat ini. Apalagi menurut Chourasia, untuk mengklaim kompensasi, warga dituntut untuk melakukan prosedur rumit.

"Untuk mengklaim jumlah ini, Anda harus melakukan begitu banyak dokumen sehingga banyak yang tidak mau repot-repot mengklaimnya. Saya merasa mereka hanya sedang bermain dengan emosi kami," ujar Chourasia. 

Para ekonom juga berpendapat sama dan menyebut bahwa pemerintah harusnya bisa 'menghormati komitmen hukum' dengan membayar USD 5.500 kepada setiap korban Covid-19.

"Total biaya pemberian USD 5.500 kepada setidaknya 450 ribu orang tidak akan lebih dari USD 2.250 juta, yang kurang dari 0,5 persen dari anggaran nasional dan sangat terjangkau.

"Kompensasi sebesar 50 ribu Rupee terlalu kecil untuk sebuah keluarga, dan pemerintah seharusnya mempertimbangkan kerugian yang diderita keluarga tersebut," kata ekonom yang berbasis di Delhi, Prof. Arun Kumar.

Sementara, aktivis sosial dan pendiri LSM Jaringan Kebebasan Manusia, Suresh Kumar, menyebut kompensasi Rp9,5 juta sebagai 'lelucon' dan 'penghinaan' bagi anak-anak dan keluarga yang membutuhkan dukungan pemerintah.

"India adalah negara kesejahteraan, dan pemerintah harus melakukan segala cara yang memungkinkan untuk mendukung keluarga dan anak-anak yang membutuhkan," katanya.

Di sisi lain, otoritas pemerintah pada Selasa belum segera menanggapi komentar dari Arab News.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: