Dalam situasi pandemi Covid-19, perkembangan inovasi di bidang teknologi semakin cepat seiring bergesernya kebutuhan masyarakat ke arah digital.
Semakin dinamisnya industri digital ini tentu harus diimbangi dengan strategi yang adaptif oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), agar mampu dioptimalisasi untuk mengembangkan usaha dan bisa memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat.
Berangkat dari pemahaman tersebut, Bank Mandiri dan Yokke menggandeng Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menggelar Virtual Workshop bertajuk “Transformasi Digital UMKM Merah Putih” di Jakarta, Rabu (13/10) dengan mengundang ribuan peserta pelaku UMKM.
Dijelaskan SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso, inisiatif pelaksanaan event ini sangat selaras dengan upaya Pemerintah dalam mendorong lebih banyak pelaku UMKM untuk bertransformasi ke platform digital. Terlebih lagi, saat ini perkembangan UMKM Digital pun semakin masif.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM yang sudah onboarding ke dalam ekosistem digital mencapai 15,9 juta atau 24,9% dari total pelaku UMKM yang sekitar 65 juta unit. Jumlah ini meningkat signifikan selama pandemi Covid-19, sebelum pandemi Covid-19 pelaku UMKM yang terhubung dalam platform digital baru sebanyak 8 juta UMKM.
Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM onboarding digital pada tahun 2024 nanti. Untuk itu perlu dilakukan terobosan dan inovasi untuk mengembangkan UMKM dalam negeri agar bisa bersaing. Salah satunya adalah dengan upaya digitalisasi.
Oleh karena itu, pemerintah mengajak para pelaku ekonomi dan juga pelaku startup, berpartisipasi secara aktif mendukung proses digitalisasi ini.
"Perkembangan digital yang pesat dan masif harus disambut sebagai momentum untuk beradaptasi agar bisnis dapat tumbuh lebih cepat dan mampu bersaing, meski masih dibayangi pandemi. Kami berharap UMKM bisa bangkit dan naik kelas agar bersama-sama mendukung upaya pemulihan ekonomi," ujar Josephus, dalam siaran media, Rabu (13/10/2021).
Sebagai agent of development, dia menambahkan, Bank Mandiri secara bank only telah menyalurkan pembiayaan ke sektor UMKM hingga Rp 114,58 triliun hingga akhir Agustus lalu. Nilai tersebut tumbuh 18,52% dari periode yang sama tahun lalu.
Dari nilai tersebut, penyaluran pembiayaan yang dilakukan secara online telah mencapai Rp 22,9 milyar yang telah diberikan kepada seller online mitra eCommerce.
Lebih lanjut, Josephus menambahkan saat ini dunia digital terus bergerak ke arah yang semakin canggih, untuk itu pelaku usaha secara aktif perlu menambah ilmu dan wawasan agar tak ketinggalan atau kalah saing. Apalagi, potensi ekonomi digital di Indonesia dinilai masih sangat besar.
Hasil survei dari Google dan Temasek mencatat, ekonomi digital Indonesia di 2025 diproyeksikan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai transaksi mencapai Rp 1.826 triliun. Sedangkan hasil survei Bank Indonesia pada 2020 mencatat nilai transaksi ekonomi digital melalui e-commerce mencapai Rp 253 triliun pada 2024.
Niniek S. Rahardja, Direktur Utama Yokke mengatakan, pemberdayaan UMKM tidak cukup hanya dengan memberikan akses pada permodalan. Pelaku usaha juga perlu dilengkapi dengan platform yang memudahkan mereka untuk mengelola usahanya, sehingga mereka tidak lagi direpotkan dengan hal-hal seperti pencatatan manual untuk penjualan dan inventori.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: