Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Ungkap Kenapa PLN Mobile Perlu Diperbarui

PLN Ungkap Kenapa PLN Mobile Perlu Diperbarui PLN meluncurkan aplikasi PLN Charge.IN pada Jumat, 29 Januari 2021. | Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan sejak aplikasi PLN Mobile diluncurkan pada 2020 lalu terjadi pasang surut dalam hal pelayanan kepada pelanggan listrik.

“PLN Mobile ratingnya 2,6. Didownload 500 ribu. Diuninstal 450 ribu. Pada waktu itu ada arahan Pak Dirut bagaimana PLN harus berubah menjadi berorientasi pelayanan pelanggan," ujarnya dalam konferensi pers peluncuran fitur baru aplikasi PLN Mobile, Rabu (13/10/2021).

Baca Juga: PLN Berikan Program Menarik Major Launch PLN Mobile

Darmawan mengatakan hal tersebut dikarenakan PLN Mobile sebelumnya terdapat banyak sejumlah modul mulai dari modul teknis, modul pembayaran, dan modul pelanggann yang selama ini terpisah dan dilakukan secara manual.

Salah satunya contohnya adalah ketika terjadi gangguan yang masuk ke aplikasi, tidak serta merta langsung masuk ke truk pelayanan PLN. Melainkan terlebih  dahulu masuk ke Call Centre yang proses penerimaan laporannya dilakukan secara manual.

“Apa yang menjadi pikiran kita proses yang lambat, proses yang kompleks, proses yang manual, kita bongkar, kita ringkas dan kita sederhanakan,” katanya.

Darmawan menuturkan dengan proses sebelumnya yang terpisah atau terkotak-kotak, kini terintegrasi dan terkonsolidasi dalam New PLN Mobile dengan sejumlah penambahan fitur baru yang melibatkan seluruh divisi terkait dalam PLN.

Karena itu, sebanyak 1.000 kantor wilayah yang terdiri dari Unit Pusat Pelayanan Pelanggan (UPPP) dan Unit Layanan Pelanggan (ULP) yang terintegrasi dalam sistem digital membuat prosesnya menjadi tidak lagi manual.

Secara spesifik, ketika terdapat laporan work order akan tersimpan pada sistem di aplikasi yang tersambung hingga ke tingkat terbawah. Termasuk laporan yang diterima hingga tingkat pusat sehingga hal tersebut dapat diketahui kendala apa yang sedang terjadi secara transparan.

”Dengan ini banyak sederhanankan secara digital dan ada command centre di kantor wilayah kita yang kalau ada work order itu bisa tertunda 3-4 jam. Sekarang kita ubah command centre menjadi virtual command centre yang tersambung langsung kepada petugas kami kalau tidak merespon work order itu akan ditegur dan kami monitor,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: