Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putin Klaim Rusia Bersikap Netral atas LCS, tapi China Sangat Berpotensi...

Putin Klaim Rusia Bersikap Netral atas LCS, tapi China Sangat Berpotensi... Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Moskow -

Presiden Rusia Vladimir Putin kembali membahas hubungan yang tegang di Laut China Selatan pada Rabu (13/10/2021). 

Rusia, kata Putin, telah mencoba untuk mempertahankan sikap netral terhadap klaim lama China dan ditolak secara internasional atas petak luas perairan di dekatnya.

Baca Juga: Putin Ingatkan China Jangan Lebay Gunakan Kekuatan Besar pada Taiwan

“Mengenai Laut China Selatan, ya, ada beberapa kepentingan yang saling bertentangan dan bertentangan tetapi posisi Rusia didasarkan pada kenyataan bahwa kita perlu memberikan kesempatan kepada semua negara di kawasan itu," kata Putin, dikutip laman CNBC, Kamis (14/10/2021).

"Tanpa campur tangan dari kekuatan non-regional, untuk melakukan percakapan yang tepat berdasarkan norma-norma dasar hukum internasional,” katanya.

“Itu harus menjadi proses negosiasi, begitulah cara kita menyelesaikan argumen apa pun, dan saya yakin ada potensi untuk itu, tetapi sejauh ini belum sepenuhnya digunakan,” ujar pemimpin Rusia itu.

Komentar Putin atas Laut China Selatan sehubungan dengan perselisihan China dengan Taiwan. Dia mengatakan bahwa China “tidak perlu menggunakan kekuatan” untuk mencapai “penyatuan kembali” yang diinginkan dengan Taiwan.

Presiden China Xi Jinping pekan lalu berjanji untuk mewujudkan tujuannya membawa negara kepulauan yang dikelola secara demokratis berpenduduk 24 juta orang di bawah kendali Beijing dengan cara damai, menyusul ketegangan yang memanas selama seminggu di wilayah tersebut.

Baca Juga: Kongres Amerika Minta Jangan Sampai Tangan Tsai Ing-wen Terikat China, Bahaya!

China melihat Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, sementara Taiwan telah menyatakan keinginan untuk mengejar kemerdekaan formal, setelah memerintah sendiri sejak memisahkan diri dari daratan pada 1949 menyusul perang saudara yang berkepanjangan.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menanggapi dalam pidato pada Minggu, mengumumkan bahwa pemerintahnya akan berinvestasi dalam memperkuat kemampuan militernya untuk “menunjukkan tekad kami untuk membela diri.”

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: