Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Bilang Bukan Agresi, tapi Manuver Jet Tempurnya Selalu Menyalahi...

China Bilang Bukan Agresi, tapi Manuver Jet Tempurnya Selalu Menyalahi... Kredit Foto: Getty Images
Warta Ekonomi, Beijing -

Peningkatan latihan militer dan misi pesawat tempur China baru-baru ini di dekat Taiwan diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan dan wilayah, kata seorang pejabat China, Rabu (13/10/2021) kemarin.

Hal ini mendorong Taipei untuk mengatakan bahwa mereka telah menyabotase perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Baca Juga: Lagi dari China! Latihan Jet Tempur Adalah Peringatan bukan Cuma buat Taiwan, Amerika Siap-siap!

Militer China menerbangkan 56 pesawat di lepas pantai barat daya Taiwan pada satu hari awal bulan ini, rekor satu hari yang mengakhiri empat hari kampanye tekanan berkelanjutan yang melibatkan 149 penerbangan di wilayah udara internasional.

Tujuan dari manuver itu adalah untuk “secara fundamental melindungi kepentingan keseluruhan bangsa China dan kepentingan vital orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan,” kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan China Ma Xiaoguang, tanpa menyebutkan ancaman.

“Latihan Tentara Pembebasan Rakyat adalah tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial [China],” kata Ma kepada wartawan pada konferensi pers dua mingguan di Beijing, melansir Taipei Times, Kamis (14/10/2021).

Di Taipei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Joanne Ou mengatakan bahwa China telah menyabotase perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dengan provokasi militer, paksaan diplomatik dan tekanan ekonomi terhadap Taiwan.

Agresi China juga telah memicu kekhawatiran dari AS dan mitra Taiwan lainnya, menyoroti pentingnya keamanan negara dan peran strategisnya dalam komunitas internasional, kata Ou dalam sebuah pernyataan.

Taiwan akan terus mempertahankan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik, meningkatkan kemampuan bela diri, dan melindungi kebebasan dan institusi demokrasinya, katanya.

Selama beberapa hari terakhir, beberapa pejabat tinggi AS telah mendesak Beijing untuk berhenti memaksa Taiwan dengan kekuatan militer, sambil menegaskan kembali komitmen Washington ke Taiwan sebagai "batu yang kokoh," kata Ou, berterima kasih kepada Washington atas dukungannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: