Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong Kabupaten Manokwari di Provinsi Papua Barat menjadi salah satu model percontohan kampung nelayan sehat. Hal itu disampaikannya saat meninjau lokasi pengungsian nelayan yang terdampak kebakaran di permukiman perumahan Kompleks Borobudur, Kelurahan Padarni, Kabupaten Manokwari, Kamis (14/10/2021).
"Saya ingin ke depannya daerah ini menjadi model kampung nelayan sehat," jelas Menteri Trenggono, dikutip dari keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (14/10).
Baca Juga: Dorong Pemulihan Ekonomi, Sumbar Ekspor 20 Ton Kerapu ke Hongkong
Dalam kunjungan kerja tersebut, Menteri Trenggono yang didampingi Bupati Manokwari Hermus Indou memberikan bantuan berupa sembako kepada nelayan dan pelaku usaha perikanan yang mengalami musibah kebakaran pada September 2021 lalu. KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sebanyak 1.000 paket sembako untuk dibagikan.
"Semoga semua sehat-sehat, tetap semangat," ujar Menteri Trenggono.
Menteri Trenggono menerangkan bahwa rencana pembentukan model kampung nelayan sehat ini akan disampaikan langsung kepada Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, pada rapat koordinasi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di Kantor Gubernur Papua Barat, hari ini.
"Saya akan bawa pembahasan ini di tingkat kementerian dahulu, ke depan diharapkan kita bisa perbaiki segera, sarana dan fasilitas disini. Hal ini akan saya bawa saat rakor dengan Pak Wapres agar tidak terlalu lama, ini akan menjadi kampung nelayan yang baik, sehat," terang Menteri Trenggono.
Berdasarkan informasi dari Bupati Hermus, terdapat sekitar 800 kepala keluarga yang terdampak kebakaran pada 4 RT di wilayah tersebut dan tidak ada korban jiwa. Permukiman ini termasuk kampung nelayan yang berlokasi di pesisir pantai di Teluk Sawaibu.
Pada saat kejadian, sambung Bupati, sebagian besar kepala keluarga yang bekerja sebagai nelayan sedang melaut (data yang tercatat mencapai 222 orang). Tidak ada kapal nelayan yang ikut terbakar, tetapi sejumlah peralatan pendukung penangkapan ikan seperti jaring dan GPS yang berada di rumah habis dilalap api.
"Hasil identifikasi lapangan, didapatkan bahwa sejumlah kebutuhan nelayan untuk melaut pascakejadian kebakaran, meliputi peralatan GPS, kebutuhan air bersih, dan modal usaha untuk perbekalan nelayan melaut," ungkap Bupati Hermus.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP, sebagian besar nelayan di wilayah tersebut menggunakan kapal berukuran di bawah 5 GT dengan alat tangkap pancing ulur (handline). Target hasil tangkapan adalah ikan tuna dari daerah penangkapan ikan di WPP 717 (Samudera Pasifik).
Dalam kunjungan tersebut, hadir juga Pangdam 18 Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa dan Kapolda Irjen Pol. Tornagogo Sihombing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum