Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rahasia Eksistensi Nojorono Kudus selama Hampir Sembilan Dekade

Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Nojorono Tobacco International yang dikenal juga sebagai Nojorono Kudus, produsen sigaret dengan merek dagang Clas Mild dan Minak Djinggo, tahun ini memperingati ulang tahunnya yang ke-89 tahun.

Berkiprah di industri selama hampir sembilan dekade, Nojorono Kudus berbekal prinsip warisan leluhur “Bersatu, Berdoa dan Berkarya” dalam meneguhkan eksistensinya sebagai salah satu pemain utama di industri hasil tembakau.

“Semangat Bersatu, Berdoa dan Berkarya senantiasa menjadi fondasi dasar bisnis Nojorono Kudus dalam mengembangkan perusahaan. Semangat ini ditumbuhkan dari dalam sebagai dasar dari pekerjaan yang dilakukan untuk menghasilkan karya, serta menjadi prinsip menjalankan bisnis dengan pihak luar,” ujar Direktur Utama PT Nojorono Tobacco International, Stefanus JJ Batihalim dalam keterangannya, Rabu (13/10).

Pandemi Covid 19 yang melanda tanah air, turut mewarnai perjalanan Nojorono Kudus, namun tidak lantas menyurutkan semangat tanggung jawab dalam mempertahankan keberlangsungan bisnis dan kesejahteraan karyawan.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam menjamin keberlangsungan lapangan kerja dan terus bergeraknya roda bisnis, yakni dengan menghadirkan Minak Djinggo rempah, produk baru pada kategori Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang dinilai mampu menyerap cukup banyak tenaga kerja, sehingga dampaknya terasa. 

Berbagai langkah kebijakan strategis dalam mempertahankan bisnis salah satunya pada bulan Juli 2021 lalu, Nojorono Kudus memperluas jangkauan pasarnya melalui ekspor.

Kebijakan strategis ini tentunya tidak hanya menjadi solusi bisnis bagi perusahaan, namun diharapkan memberikan dampak baik, yang turut dirasakan oleh seluruh elemen perusahaan. Langkah ini juga merupakan bentuk dukungan Nojorono Kudus terhadap pemulihan ekonomi negara di tengah pandemi.

Bertepatan dengan momen perayaan hari ulang tahun (HUT) Nojorono Kudus tahun ini, bersama instansi pemerintah serta Persatuan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK), Nojorono Kudus menggelar kegiatan sosial vaksinasi bagi ribuan masyarakat, yang difokuskan bagi lansia dan digelar terbuka di awal Oktober lalu di Auditorium Universitas Muria Kudus.

Hal ini merupakan wujud nyata dukungan perusahaan terhadap upaya pemerintah dalam program percepatan pembentukan herd immunity untuk mewujudkan pemulihan ekonomi.

Masih dalam momen hari ulang tahunnya ke-89, Nojorono Kudus meluncurkan produk barunya dalam kategori Sigaret Kretek Mesin, CLASMILD REDMAX. 

Direktur Pemasaran PT. Nojorono Tobacco International, John D kusuma, mengatakan, terobosan produk baru menjadi wujud komitmen Nojorono Kudus dalam konsistensi menghasilkan karya bernilai.

"Dalam waktu dekat, Nojorono Kudus akan segera mewujudkan pusat pengembangan riset yang akan menjadi wadah penelitian dan pengembangan inovasi produk tembakau," kata dia.

Managing Director PT. Nojorono Tobacco International, Arief Goenadibrata menyampaikan, inovasi tiada henti dan beragam terobosan yang dilakukan perusahaan menjadi bukti kesungguhan dalam menciptakan karya terbaik.

Di usia yang tidak lagi muda, Nojorono Kudus selalu berupaya menjadikan perusahaan yang dikelola secara profesional, sehat secara finansial dan sigap dalam beradaptasi dengan perubahan zaman. 

"Tentunya dari setiap langkah kebijakan strategis yang diputuskan, mampu memberi manfaat yang besar bagi karyawan dan kemajuan bisnis perusahaan,” ujar dia.

Merupakan salah satu perusahaan pelopor rokok kretek di Indonesia yang diinisiasi oleh Bapak Tjoa Kang Hay yang menunjuk kedua menantunya yakni Bapak Ko Djee Siong dan Bapak Tan Djing Thay.

Seiring dengan perkembangan bisnis yang maju, kemudian perusahaan dikukuhkan pada 14 oktober 1932 dan berpusat di Kota Kudus, Jawa Tengah. Saat ini, PT Nojorono Tobacco International menduduki posisi kelima dalam kategori industri sigaret terbesar di Indonesia.

PT Nojorono Tobacco International dikenal sebagai pemilik merek dagang Minak Djinggo yang diluncurkan tahun 1932. Minak Djinggo merupakan pelopor inovasi sigaret kretek tangan (SKT). Minak Djinggo bertahan di industri SKT hingga saat ini, cukup dikenal di kalangan petani dan nelayan.

Terobosan berikut dari perusahaan adalah diluncurkannya Clas Mild, produk LTLN (Low Tar Low Nicotine) di tahun 2003. Dalam kurun waktu dua setengah tahun, Clas Mild mengukuhkan diri sebagai produk kretek filter rendah tar dan nikorin (Low Tar Low Nicotine – LTLN) yang disukai konsumen hingga berhasil menjadi produk kretek filter terbaik di Indonesia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: