PT PLN (Persero) bergerak cepat memastikan kesiapan infrastruktur hingga menciptakan permintaan melalui berbagai promo dan manfaat kelistrikan bagi masyarakat. Hal ini dilakukan seiring rekor tertinggi beban puncak konsumsi listrik pada Oktober ini di wilayah Jawa dan Bali.
Kondisi ini bahkan lebih baik daripada beban puncak tertinggi sepanjang 2019 dan 2020 lalu. Di tengah pandemi, PLN berupaya keras untuk turut andil dalam memulihkan perekonomian, melalui pemanfaatan listrik yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan efisiensi biaya.
Baca Juga: Jelang Penutupan PON XX Papua, PLN Pastikan Keandalan Kelistrikan
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menilai, pemulihan ekonomi sudah terasa dengan melihat konsumsi listrik yang kian membaik. Hal ini juga tercermin dari beban puncak pada Kamis, 14 Oktober 2021, tertinggi sejak 2019.
"Ini menandakan bahwa perekonomian sudah kembali pulih. Aktivitas industri dan perekonomian sudah kembali pulih. Diharapkan, kondisi ini terus membaik dan akan mencapai pertumbuhan ekonomi nasional yang positif," ujarnya, Minggu (17/10/2021).
Adapun beban puncak malam tertinggi sepanjang 2021 berada pada Kamis, 14 Oktober pada pukul 19.00 WIB. Beban puncak mencapai 28.093 MW. Angka ini lebih baik dibandingkan sepanjang 2019 yang sebesar 27.973 MW.
Di sisi lain, beban puncak siang hari sepanjang 2021 tertinggi terjadi pada Rabu, 13 Oktober 2021. Beban puncak siang tercatat mencapai 27.740 MW. Capaiannya lebih baik dibandingkan dengan beban puncak tertinggi sepanjang 2020 sebesar 26.717 MW pada Maret silam, sementara beban puncak siang tertinggi sepanjang 2019 tercatat sebesar 27.862 MW.
Zulkifli mengatakan, kondisi ini ditanggapi cepat oleh PLN dengan melakukan pengecekan seluruh operasional pembangkit, transmisi, dan distribusi khususnya di wilayah Jawa Madura dan Bali. "Kami memastikan pasokan listrik andal untuk menyambut pemulihan ekonomi," ujarnya.
Pemulihan ekonomi ini juga terasa dari catatan konsumsi listrik yang tumbuh. Hingga September, konsumsi listrik tumbuh 4,42 persen dibandingkan tahun lalu. Kondisi tersebut menunjukkan strategi PLN dalam meningkatkan konsumsi listrik di masyarakat berjalan dengan baik.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menjelaskan, hingga kuartal III 2021 konsumsi listrik tercatat sebesar 187,78 TWh atau naik 4,42 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Indikasi pemulihan perekonomian di tengah pandemi terlihat dengan pertumbuhan konsumsi listrik di sektor industri yang mencapai 10,63 persen atau sebesar 58.04 TWh dan memiliki pangsa sebesar 30.91 persen dari total konsumsi listrik.
Hal ini menjadikan sektor industri sebagai urutan kedua tertinggi setelah sektor rumah tangga yang memiliki pangsa sebesar 46 persen dengan konsumsi listrik sebesar 85.43 TWh.
"Perekonomian sudah mulai bangkit. Dengan adanya vaksin dari pemerintah, tren pandemi mulai menurun dan kami berharap segera terciptanya herd immunity di masyarakat sehingga perekonomian dapat kembali normal," ujar Bob.
Berdasarkan data PLN, pertumbuhan konsumsi listrik sektor industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri tekstil sebesar 15 persen; diikuti besi dan baja sebesar 10 persen; semen dan kimia sebesar 8 persen; makanan dan minuman serta plastik sebesar 7 persen; otomotif sebesar 6 persen; kertas sebesar 5 persen; pengolahan sebesar 4 persen; perkebunan, perkayuan, dan pertambangan sebesar 3 persen; serta logam dan sepatu sebesar 2 persen.
"Untuk sektor bisnis hingga Triwulan III ini memang belum terlalu tumbuh signifikan, yaitu sebesar 1.57 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Pada sektor bisnis yang mengalami pertumbuhan adalah kondominium dan hotel bintang tiga, kami berharap ke depan konsumsi listrik dari pedagang eceran dan kantor usaha yang mengalami pertumbuhan negatif dapat segera pulih dengan mulai menurunnya kasus paparan Covid-19," tambahnya.
Peningkatan konsumsi listrik juga terlihat dari meningkatnya beban puncak kelistrikan, khususnya pada sistem kelistrikan di seluruh wilayah. Tercatat pada triwulan III 2021, beban puncak kelistrikan sistem Jawa-Bali berada di atas 27 ribu megawatt (MW) dibandingkan periode sebelumnya di angka 26 ribu MW. Sementara, sistem Sumatera berada di atas 6.200 MW, sistem Kalimantan di atas 1.200 MW, sistem Sulutgo di atas 400 MW, dan sistem Sulbagsel di atas 1.400 MW.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum