Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramai Jadi Perbincangan, Ternyata WHO Disebut Belum Rekomendasikan Pemantauan Mikroplastik

Ramai Jadi Perbincangan, Ternyata WHO Disebut Belum Rekomendasikan Pemantauan Mikroplastik Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi -

Maraknya perbincangan ihwal kontaminasi dalam air minum kemasan membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ikut bicara. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang, menegaskan, sampai saat ini belum ada risiko kesehatan terkait mikroplastik.

Dalam forum Sosialisasi Keamanan Kemasan Bahan Pangan Berbahan Baku Plastik yang Mengandung Unsur BPA yang digelar secara daring oleh lembaga advokasi konsumen, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di Jakarta, belum lama ini, Rita meminta masyarakat untuk bijak menyikapi masalah itu.

Baca Juga: Brokoli Bisa Turunkan Gula Darah? Bukan Hanya Itu! Ternyata Ini Manfaatnya untuk Penderita Diabetes

Dia menyebut, BPOM, sesuai tugasnya, tak pernah lepas dalam mengawasi segala hal terkait keamanan serta mutu obat dan makanan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Menurut Rita, mikroplastik pada dasarnya adalah 'unsur serpihan plastik' yang tak kasat mata, ukuran satu hingga lima mikrometer.

Mikroplastik, sambung dia, ada di semua unsur plastik jika sampai mengalami degradasi, alias rutuh dari badan polimer, baik karena karena perubahan suhu, gesekan dan sebagainya. "Degradasi itu bisa terjadi pada plastik jenis PET, PC, PP," kata Rita merujuk jenis plastik yang dijumpai di pasaran dalam wujud wadah botol plastik air minum.

Baca Juga: Wanita Perlu Tahu! Apa Benar Diabetes Menyebabkan Menstruasi Tidak Teratur? Ternyata...

Meski begitu, Rita menekankan, fakta itu tak seharusnya membuat publik cemas. Rita merujuk pada maklumat organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan belum merekomendasikan pemantauan rutin atas kontaminasi mikroplastik dalam air kemasan.
"Sampai saat ini, belum ada resiko kesehatan terkait mikroplastik," katanya.

Dia pun menyinggung rapat bersama Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives pada 2020, yang menyampaikan mikroplastik belum perlu jadi prioritas analisis. "Bahkan pada 2021 otoritas keamanan pangan tertinggi Eropa, European Food Safety Authority, juga menyampaikan hal yang sama: (pemantauan rutin) mikroplastik belum menjadi prioritas," kata Rita.

Baca Juga: Nggak Nyangka! Daun Kersen Cocok Dikonsumsi untuk Penderita Diabetes, Hal Ini karena…

Kontaminasi mikroplastik pada air minum menjadi isu hangat di banyak negara, termasuk Indonesia, setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Pemantiknya adalah dua laporan hasil riset uji kontaminasi mikroplastik pada air keran (tap water) dan pada air minum dalam kemasan plastik pada 2018.

Menurut WHO, data awal seputar kontaminasi mikroplastik pada air minum dalam wadah botol plastik banyak merujuk pada hasil riset Departemen Kimia, State  University of New York at Fredonia, Amerika Serikat. Dari riset itulah kemudian bermunculan banyak penelitian sejenis.

Baca Juga: Waduh… Diabetes Ternyata Punya Hubungan dengan Asam Urat, Kok Bisa?

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: