Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sentul City Terus Mencetak Laba di Tengah Gelombang Pandemi, Pendapatan Naik Jadi Rp2,6 Triliun

Sentul City Terus Mencetak Laba di Tengah Gelombang Pandemi, Pendapatan Naik Jadi Rp2,6 Triliun Kredit Foto: Sentul City
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Sentul City Tbk (Perseroan) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp2,6 Triliun pada sembilan bulan tahun 2021 (9M 2021), naik Rp2,4 Triliun atau 959 % YoY. Kenaikan pendapatan ditopang oleh adanya transaksi penjualan lahan siap bangun dan bangunan senilai Rp2,4 Triliun atau 2.066 % dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

Kenaikan ini diantaranya berasal dari penjualan retail serta block sales kepada investor-investor lokal maupun internasional yang berhasil dilakukan pada masa pandemi, sehingga ini menunjukkan bahwa bisnis properti tetap memiliki peluang yang baik untuk saat ini dan kedepannya. Hal ini juga menunjukkan minat investor dalam dan  luar negeri untuk investasi di Sentul City semakin meningkat.

Baca Juga: Pakar Hukum Sebut Rocky Gerung 'Cukup Kuat': Sentul City Menyerah

“Selain dari penjualan retail dan block sales, pendapatan perusahaan juga ditopang oleh kenaikan pada bisnis yang dioptimalkan oleh anak-anak perusahaan berupa operasional hotel, restoran dan taman hiburan sebesar Rp 15,8 Miliar atau 24% YoY menjadi Rp80 Miliar pada September 2021,” jelas Tjetje Muljanto, Presiden Direktur PT Sentul City Tbk dalam keterangan persnya, Minggu (31/10).

Menurut Tjetje, hal ini sejalan dengan mulai pulihnya aktivitas sektor riil karena program vaksin yang dilaksanakan oleh pemerintah telah mencapai 56.31 % atau sebanyak 117.273.576 orang divaksin tahap pertama, melansir dari laman vaksin.kemenkes.go.id., sehingga semakin meningkatkan herd immunity untuk perlindungan masyarakat terhadap penularan dan penyebaran Covid-19 yang masih melanda dunia saat ini. 

Di sisi lain, kenaikan pendapatan dari sektor hotel, restoran dan taman hiburan disebabkan karena Sentul City sebagai kota mandiri yang juga merupakan destinasi wisata yang  memiliki daya tarik besar bagi masyarakat dan pengunjung karena sarat dengan nuansa alam yang natural yang menyajikan pemandangan alam berupa pegunungan, perbukitan, sungai dan danau serta penataan landscape berupa pohon hijau dan bunga-bunga yang menciptakan ekosistem alam dengan konsep green living. Di sektor hotel, contohnya adalah Hotel Alana. Melalui Green Canyon Restoran yang berada di dalamnya, Hotel Alana menawarkan berbagai pilihan kuliner menarik dan enak yang banyak diburu oleh masyarakat. Banyak atraksi kuliner dan suguhan dari chef-chef papan atas Indonesia di sana.

“Pendapatan perusahaan juga ditopang oleh block sales yang banyak dilirik oleh investor-investor dalam dan luar negeri karena Sentul City mempunyai keunggulan infrastruktur yang baik, siap untuk dibangun sehingga memiliki prospek bisnis yang menguntungkan.,” terang Tjetje.

Tjetje juga menjelaskan, pada sembilan bulan tahun 2021 (9M 2021), Perseroan berhasil membukukan total laba bersih Rp 300 Miliar, naik Rp 630 Miliar atau 191 % YoY. Kenaikan Laba bersih dikarenakan adanya kenaikan pendapatan sehingga menciptakan produktivitas bisnis yang profitabel. Sementara itu Perseroan juga berhasil membukukan total aset Perseroan sebesar Rp 17 Triliun sedangkan total Liabilitas Rp 6,5 Triliun, turun Rp 1,6  Triliun atau 20 % YtD. 

“Liabilitas turun Rp 1,6 Triliun atau 20 % YtD yang disebabkan penurunan pada liabilitas jangka panjang bank sebesar Rp 873 Miliar atau 42 % YtD. Hal ini mengonfirmasi  bahwa perusahaan mampu memenuhi komitmen untuk memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga dengan baik. Hal ini terlihat pada performance bank debt (Including MTN)  to equity menjadi 21,15 % yang sangat sehat yakni jauh di bawah 100 %  di mana angka ini dianggap terendah diantara industri properti di Indonesia,” terang Tjetje.

Tjetje juga menambahkan bahwa ke depan perusahaan akan terus berkomitmen untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya kepada pihak ketiga. Salah satu bentuk konkritnya adalah selama ini tidak ada gagal bayar kepada bank dan Perusahaan juga akan menjaga komitmenya terhadap proyek-proyek yang sudah dikembangkan sebelumnya. Sebagai contoh progress pembangunan Saffron Apartment sudah mencapai 65% dan Cluster Green Mountain 87% sampai dengan September 2021.

Adapun Total Ekuitas Perseroan Rp 10,6 Miliar, naik Rp 325 Miliar atau 3,17% YtD. Kuatnya neraca keuangan Perseroan juga didukung oleh keberhasilan Perseroan menjual properti investasinya yakni AEON MALL dan sebuah block sales kepada pengembang berskala internasional yakni Genting Property Malaysia pada kuartal-kuartal sebelumnya.

“Saat ini Perseroan  juga tengah bernegosiasi dengan tujuh investor dari dalam dan luar negeri, beberapa diantaranya adalah developer dan mall operator yang siap bekerjasama dengan Perseroan melalui pola KSO, revenue sharing, sistem sewa lahan maupun jual beli putus,” paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: