Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suara Lantang Gatot Nurmantyo Mengejutkan: Ancaman di Depan Mata

Suara Lantang Gatot Nurmantyo Mengejutkan: Ancaman di Depan Mata Suara Lantang Gatot Nurmantyo Mengejutkan: Ancaman di Depan Mata | Kredit Foto: GenPI
Warta Ekonomi -

Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo blak-blakan membeber ancaman China untuk Indonesia di Laut Natuna Selatan saat ini sudah tampak jelas di depan mata.

Hal tersebut diungkapkan Gatot Nurmantyo dalam talk show di kanal YouTube Akbar Faizal.

Menurut Gatot Nurmantyo, bahwa ancaman China mencaplok wilayah Indonesia di kawasan perbatasan itu, baru terlihat jelas pada era kepemimpinan Prabowo Subianto di Kementerian Pertahanan RI.

Baca Juga: Orang Ini sampai Geleng-geleng Dengar Nama Gatot Nurmantyo & Andika Perkasa Masuk Bursa Capres 2024

Sebab sebelumnya, menurut Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu, ancaman dari China memang ada, namun tak terlalu kasat mata.

"Jadi zaman dahulu (sebelum era Prabowo) mungkin ancaman belum terlihat. Sekarang jelas di depan mata, kan? Laut China Selatan," jelas Gatot Nurmantyo dikutip GenPI.co, Senin (1/11).

Menurut Gatot Nurmantyo, karena ancaman itu terlihat jelas dengan berbagai aktivitas kapal China yang mondar mandir di Laut Natuna, maka ia mengaku sepakat dengan Prabowo Subianto yang membentuk pasukan komponen cadangan (Komcad).

Gatot Nurmantyo mengungkapkan bahwa keputusan Prabowo Subianto itu sudah sesuai amanat Undang-Undang.

"Karena memang kewajiban Departemen Pertahanan, berdasarkan Undang-Undang, adalah menyiapkan komponen cadangan," jelasnya.

Seperti diketahui, pembentukan Komcad ini memang telah lama diinisiasi Prabowo Subianto.

Dia bahkan bersedia merekrut sebanyak 25.000 pemuda usia 18-35 tahun untuk bergabung dengan pasukan ini.

"Nah, bela negara ini perlu dilatih. Maka, Departemen Pertahanan ini membuat program," ungkapnya.

Gatot Nurmantyo menilai, bahwa program itu seharusnya sudah sejak lama dibuat. Namun, lanjutnya pembentukan program itu tentunya tergantung kondisi ekonomi dan lain sebagainya.

"Karena bagaimanapun juga harus ada kebijakan pemerintah," kata Gatot Nurmantyo.

Selain itu, Gatot Nurmantyo juga menyinggung program Kementerian Pertahanan dengan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) mencapai Rp1.760 triliun.

Gatot Nurmantyo pun mengakui, bahwa hal itu sudah sesuai dengan ancaman yang ada saat ini yang tengah dihadapi.

"Jadi zaman dahulu (sebelum era Prabowo) mungkin ancaman belum terlihat. Sekarang jelas di depan mata, kan? Laut China Selatan," tegasnya.

Baca Juga: Bocoran Panglima TNI 2021, Kode Presiden Jokowi Sangat Jelas

Menurut Gatot Nurmantyo, hal yang mungkin menjadi pertimbangan lain adalah kebutuhan pembaruan teknologi persenjataan mengingat saat ini perkembangan teknologi amat pesat.

"Pak Prabowo berpikiran menyampaikan kepada Presiden dan pemerintah menerima ini. Saya justru senang kalau Departemen Pertahanan punya anggaran yang banyak," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: