Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

COP 26: Pentingnya Kolaborasi dalam Pendanaan dan Pencegahan Perubahan Iklim

COP 26: Pentingnya Kolaborasi dalam Pendanaan dan Pencegahan Perubahan Iklim Kredit Foto: APRIL Group

Anderson melanjutkan bahwa kunci lain untuk mengatasi perubahan iklim adalah perlindungan dan restorasi hutan. Dia menyoroti dampak positif dari program restorasi ekosistem hutan di lahan gambut yang diinisiasi Grup APRIL, Restorasi Ekosistem Riau (RER). Kawasan RER mencakup 150.000 hektare hutan lahan gambut di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang, yang luasnya setara dengan wilayah London.

"Keanekaragaman hayati sangat penting. Kita tidak bisa hanya melihat karbon tanpa keanekaragaman hayati dan keanekaragaman hayati tanpa karbon. Kedua elemen ini harus berdampingan. Kami percaya RER adalah proyek restorasi yang menggabungkan dua elemen ini bersama-sama," katanya.

Baca Juga: APRIL Dukung Pemanfaatan Hutan dengan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

Grup APRIL juga mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam mengembangkan pembibitan modern di Rumpin, Bogor, Jawa Barat. Setelah beroperasi penuh, nantinya pembibitan akan menyediakan 12 juta bibit untuk upaya reboisasi dan restorasi nasional Indonesia, terutama di daerah rawan bencana.

APRIL bekerja sama dengan pemerintah melalui Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) di mana perusahaan akan memberikan pengetahuan dan transfer knowledge dalam mengelola pembibitan modern skala besar, mirip dengan fasilitasnya nursery yang dimiliki perusahaan di Riau yang dikunjungi oleh Presiden Jokowi di Riau tahun lalu.

"Kami berharap KPBU ini dapat menjadi awal dari banyak kemitraan lainnya dengan Pemerintah, tidak hanya untuk APRIL, tetapi juga untuk operasi sektor swasta lainnya," ujarnya.

Sesi ini juga menunjukkan bagaimana sektor swasta Indonesia bersiap menghadapi tantangan dan peluang yang mungkin muncul dari perubahan iklim.

"Dengan kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta serta pihak internasional, kita dapat membangun ekonomi hijau yang tangguh untuk masa depan Indonesia," kata Arsjad Rasjid, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia.

Arsjad mengatakan, pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia dapat menghasilkan potensi penciptaan nilai hingga US$200-250 miliar di beberapa bidang, seperti bio-ekonomi, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: