Konferensi COP26: Panelis Asing Puji Strategi Pentaheliks Ridwan Kamil Pulihkan Citarum
Para panelis luar negeri di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia COP26–UNFCCC memuji upaya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam memulihkan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Apresiasi ini muncul saat Ridwan Kamil memaparkan kemajuan penanganan Sungai Citarum dan upaya penanganan sampah di Jabar. Bertempat di Paviliun Indonesia, dilangsungkan Panel Dialogue: Scaling Up Governance and Collaborative Actions In Combinating Marine Plastic Litter Towards Climate Actions In Indonesia yang merupakan rangkaian dari COP26.
Baca Juga: Konferensi COP26: Keberhasilan Jadi Alasan Pembahasan Citarum di Skotlandia
Member of Management Comittee KfW Development Bank Stephan Opitz memandang paparan Ridwan Kamil menunjukkan sosok kepemimpinan yang tepat mampu menanggulangi kerusakan lingkungan seperti yang terjadi di DAS Citarum.
"Bagi saya apa yang Anda (Ridwan Kamil) lakukan di Jawa Barat sangat mengesankan. Ini menunjukkan kemampuan kepemimpinan politik Anda bisa mengintegrasikan seluruh stakeholders yang berbeda lewat pendekatan pentaheliks," ujarnya.
Menurut Stephan, penanganan kerusakan lingkungan dan kemajuan yang ditunjukkan Gubernur Jabar adalah persoalan yang tidak mudah dan kompleks. KfW yang merupakan bank pembangunan Jerman menilai penanganan seperti di Citarum yang menjadi salah satu perhatian dari bank donor untuk memberikan bantuan finansial.
Moderator Kristen Hughes yang juga Director of Global Plastic Action Partnership menilai Ridwan Kamil sebagai sosok pemimpin luar biasa, sangat ambisius dalam arti positif, dan inspirator yang baik untuk Indonesia. Menurut Kristen, dengan sistem pentaheliks membuat progres Citarum sangat bagus.
"Ada investasi yang luar biasa di sana, banyak strategi yang bagus, dengan multistakeholders, yaitu pemerintah, society, komunitas, dan semua bekerja bersama untuk berfokus pada sungai untuk jangka waktu yang lama. Apa yang akan terjadi dalam jangka waktu pendek dan juga untuk 50 tahun ke depan," tuturnya.
"Saya memberikan tepuk tangan untuk pemerintah (Indonesia) yang telah mengerjakan dengan fastastis untuk kepemimpinannya. Masih banyak hal yang harus dikerjakan di Indonesia, tetapi tentu saja menjadi contoh yang baik dari Jawa Barat," ujar dia.
Dalam keberlanjutan program dan green development di Indonesia, Kristen mengapresiasi Presiden RI yang sudah menerbitkan perpres dan peraturan lainnya. Dia pun sangat antusias pada tahun 2028 akan ada national plastic action partnership dan Indonesia menjadi yang pertama yang mengambil langkah maju.
"Kami sangat tertarik untuk melanjutkan kerja sama ini. Tak hanya hanya di Indonesia, Asia Tenggara, tapi juga di seluruh planet. Jadi, salut untuk Indonesia yang telah memberikan yang terbaik. Kami tak sabar untuk melihat perkembangannya ke beberapa tahun ke depan," katanya.
Gubernur Ridwan Kamil dalam pemaparannya bicara pengurangan sampah plastik di sungai dan bagaimana caranya mencegah sampah mengalir sampai ke laut.
Komandan Satgas Citarum Harum menyebutkan, ia menerima tantangan besar menjadikan Citarum dari sungai terkotor menjadi sungai terbersih dalam waktu tujuh tahun atau hingga 2025 mendatang. Saat ini beragam masalah muncul dari Citarum mulai dari limbah, domestik, limbah industri dan alih fungsi lahan serta minimnya kepemimpinan atau political will.
"Saya terima tantangan itu dan berkoordinasi serta berkolaborasi dengan semua stakeholders di Jawa Barat. Setelah tiga tahun, sekarang kondisi sungai mengalami perubahan di antaranya ikan-ikan kembali dapat berkembang lagi karena kualitas air yang membaik," ujar Ridwan Kamil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: