Naik Podium Forum Lingkungan Hidup Dunia, Deforestasi Indonesia Kata Menteri Bakar...
Indonesia menunjukkan komitmen dalam penanganan isu perubahan iklim dengan menginisiasi FoLU Net-Sink 2030.
Insiatif ini bertujuan untuk mencapai penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya.
Baca Juga: Indonesia Berjanji 2030 Tidak Ada Deforestasi, Ikuti Komitmen 100 Pemimpin Dunia
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menegaskan zero deforestation tidak sama dengan carbon neutral untuk sektor kehutanan. Dia menjelaskan tata kelola kehutanan terus dilakukan sejak 2014 lalu.
"Hasil-hasilnya selama 6 tahun terakhir juga dirasakan dan akan terus kita tingkatkan," kata Menteri Siti Nurbaya pada World Leaders Summit (WLS) on Forest and Land Use di Glasgow, Selasa (2/11/2021).
Zero deforestation tidak memperbolehkan adanya penebangan pohon sama sekali.
Dalam aktivitas individu atau swasta, zero deforestation bisa diterapkan karena mekanisme, teknis, dan langkah kerja bisnis dilakukan dengan rencana kerja usaha (RKU) yang bisa dirinci dalam rencana kerja tahunan (RKT).
Menteri Siti mengatakan Indonesia yang memiliki puluhan ribu desa di dalam dan di sekitar hutan tidak bisa menerapkan zero deforestation.
Sebab, lanjutnya, Indonesia sedang melakukan pembangunan secara besar-bersaran.
"Kita menganut carbon net sink. Kita mengurangi seminimal mungkin deforestasi dan terus melakukan reforestasi, melakukan perbaikan, pemulihan lingkungan," ujar Menteri Siti.
Dia menegaskan Indonesia bertanggung jawab untuk membangun dengan kaidah-kaidah pelaksanaan yang berkelanjutan. Diketahui, Indonesia dan Inggris Raya (UK) memimpin FACT untuk mencapai produksi pertanian dan komoditi yang sustainable.
"Sekali lagi, FoLU Net Carbon Sink tidak sama dengan Zero Deforestation sepeti yang dimaksudkan oleh UK. Karena setiap negara memiliki masalah-masalah kunci sendiri dan dinaungi Undang-Undang Dasar untuk melindungi rakyatnya," tegas Siti.
Dia juga meminta setiap langkah kerja sama harus dilakukan secara rinci dan dengan kelompok kerja yang jelas dan kredibel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto