Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bikin Penilaian Sendiri, Pentagon Bilang Serangan Berdarah Drone Amerika Tidak Melanggar Hukum

Bikin Penilaian Sendiri, Pentagon Bilang Serangan Berdarah Drone Amerika Tidak Melanggar Hukum Kredit Foto: General Atomics

Setelah serangan berdarah itu, militer AS mengatakan memiliki informasi intelijen bahwa ISIS sedang merencanakan serangan kedua terhadap operasi evakuasi. Namun, antisipasi dari AS justru pada akhirnya berujung fatal di mana warga sipil jadi korban tewas. 

"Kesalahan mungkin bukan intelijennya, tetapi korelasi intelijen itu dengan rumah tertentu," kata Said.

Intelijen yang diperoleh AS melibatkan mobil Toyota Corolla putih yang diduga mengandung bahan peledak. Namun, Said mengatakan bahwa AS kemudian melacak mobil yang salah.

"Kami hanya tidak mengincar Toyota Corolla yang kami harusnya targetkan," ungkap Said.

Mereka yang terlibat dalam serangan pesawat tak berawak percaya rumah itu kosong. Imbasnya, mereka gagal melihat seorang anak memasuki area dua menit sebelum roket ditembakkan.

Militer AS juga percaya bahwa pengebom bandara sebelumnya telah membawa bahan peledak di dalam tas komputer. Jadi, ketika operator yang merencanakan serangan melihat orang-orang yang mereka awasi memegang tas komputer, mereka yakin mereka memiliki target yang tepat. Ini menjadi contoh dari 'bias konfirmasi' lantaran tas komputer itu  ternyata bukan berisi bahan peledak.

"Ternyata, dan kami tegaskan, itu adalah tas komputer, dan bukan bahan peledak," sambung Said.

Setelah penyelidikan awal, Pentagon mengakui pada bulan September bahwa serangan itu merupakan 'kesalahan tragis' dan mengatakan akan memberikan kompensasi kepada anggota keluarga yang selamat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: