Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Mandiri Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Ada Apa?

Bank Mandiri Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Ada Apa? Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Mandiri merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 3,69% di sepanjang tahun 2021. Proyeksi ini lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 4,43%.

"Kenaikan kasus Covid-19 pada bulan Juni 2021 adalah faktor yang menekan pertumbuhan ekonomi nasional maupun provinsi, khususnya pada kuartal III 2021," ujar Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri, Dendi Ramdani di Jakarta, Rabu (10/11/2021).

Meski demikian, dia melihat pada Kuartal IV 2021, perekonomian mulai bergerak kembali ke recovery track awal setelah tertekan pada Kuartal III, 2021. Dendi melihat percepatan program vaksinasi adalah game changer bagi pemulihan ekonomi ke depan melalui pencapaian herd immunity. Baca Juga: Lewat Rumah BUMN, Bank Mandiri Dorong UMKM Naik Kelas

"Risiko ke depan pun masih terkait kemungkinan kenaikan kasus Covid-19 terutama setelah periode liburan panjang. Periode liburan yang akan datang adalah liburan Natal dan Tahun Baru," tukasnya.

Adapun pada kuartal III 2021, pertumbuhan ekonomi sudah positif di semua provinsi kecuali Bali dan Papua Barat. Beberapa provinsi bahkan mampu tumbuh double digit yaitu, Sulawesi Tengah yang tumbuh 10,21%, Maluku Utara (11,41%) dan Papua (14,54%).

"Pada 3Q21 pengeluaran rumah tangga secara aggregate di 34 provinsi tumbuh sebesar 2,06%, kedua tertinggi setelah pengeluaran investasi yang tumbuh 4,86%. Pengeluaran rumah tangga tumbuh positif hampir di semua provinsi kecuali Kep.Riau, DI Yogyakarta, Bali, dan Kalimantan Selatan," jelasnya.

Demikian juga dengan pengeluaran investasi tumbuh positif hampir di semua provinsi kecuali Aceh, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Maluku Utara dan Papua Barat.

Selain itu, motor pertumbuhan ekonomi regional adalah pengeluaran pemerintah yang tumbuh sebesar 1,46% di seluruh 34 provinsi. Baca Juga: Nilai Pertumbuhan Ekonomi Turun, Hanya 3,51% pada Kuartal III/2021

"Pengeluaran pemerintah termasuk pengeluaran pemerintah daerah memegang peranan penting pada periode krisis sebagai kebijakan fiskal counter cyclical. Namun, pada 3Q21 pengeluaran pemerintah daerah di beberapa provinsi mengalami kontraksi cukup tinggi seperti Kepualauan Riau (-30,87), NTT (-14,76%), Sulawesi Tengah (-12,97%) dan Sulawesi Barat (-10,98%)," ungkap Dendi.

Seperti diketahui, peningkatan kasus Covid-19 pada Kuartal III, 2021. Pada akhir bulan Juni 2021, kasus tambahan harian Covid-19 meningkat secara signifikan, begitu pula dengan angka kematian. Peningkatan terjadi di semua provinsi di Pulau Jawa, berdampak terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi tersebut pada 3Q21, yang tumbuh lebih rendah dibandingkan 2Q21.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: