National Health Service (NHS) di Inggris mengatakan rambut rontok biasanya tidak masalah, tapi kadang-kadang bisa menjadi tanda kondisi medis. Menurut NHS, dokter umum harus dapat memberi tahu apa yang menyebabkan kerontokan dengan melihat rambut Anda.
Untuk wanita yang lebih tua, perubahan hormonal yang terkait dengan menopause juga berkontribusi terhadap kerontokan rambut. Jika kerontokan rambut setiap hari lebih besar dari 100 helai rambut per hari, penipisan bertahap dapat terjadi. Ini sering menjadi semakin terlihat pada tahun-tahun berikutnya, ketika pertumbuhan rambut melambat.
Baca Juga: Ya Ampun… Penderita Diabetes Nggak Boleh Makan Permen, Duh… Kata Siapa? Pahami Dulu Hal Ini!
Dilansir di laman Express, menurut Manipal Health Enterprise ada sejumlah kebiasaan makan yang dapat menyebabkan rambut rontok berlebihan. Diet rendah protein dapat menyebabkan rambut rontok. Protein terdapat pada dari lentil, bayam, kacang-kacangan, dan tahu sebagai sumber protein.
Selain itu, vitamin A penting, tapi asupan vitamin A yang berlebihan dapat menyebabkan penipisan rambut dan kerontokan rambut. Ia mengatakan kekurangan kalsium dapat menyebabkan efek buruk pada rambut dan kuku. Berulang kali kehilangan dan mendapatkan kembali berat badan juga dapat berdampak pada rambut Anda, menyebabkannya menjadi rapuh.
Meskipun demikian, ada beberapa perawatan yang dapat membantu, serta membuat perubahan pada diet Anda. Finasteride dan minoxidil adalah pengobatan utama untuk pola kebotakan pria. Minoxidil juga dapat digunakan untuk mengobati kebotakan pada wanita. Wanita tidak boleh menggunakan finasteride.
Baca Juga: Duh Aduh... Makin Ngeri Aja, Studi Menunjukkan Penurunan Drastis Efektivitas Vaksin
Cleveland Clinic mengatakan penting untuk dicatat bahwa wanita pramenopause tidak boleh minum obat untuk perawatan rambut rontok tanpa menggunakan kontrasepsi. Menurut NHS, beberapa jenis kerontokan rambut bersifat permanen, seperti pola kebotakan pada pria dan wanita. Diperkirakan, misalnya, sekitar 40 persen wanita berusia 70 tahun atau lebih mengalami kebotakan pola wanita.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: