Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Radana Finance Menargetkan Pembiayaan Rp1,5 Triliun di 2021

Radana Finance Menargetkan Pembiayaan Rp1,5 Triliun di 2021 Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Situasi pandemi yang membaik, dengan adanya tren penurunan jumlah kasus infeksi baru menjadi alasan PT Radana Bhaskara Finance Tbk optimistis dapat mencapai target pembiayaan barunya.

Hingga akhir tahun, emiten berkode saham HDFA di Bursa Efek Indonesia ini manergetkan pembiayaan baru mencapai Rp.1,5 triliun. Direktur Keuangan Radana Finance Rizalsyah Riezkymengungkapkan hingga kuartal III-2021, pembiayaan baru Radana Finance tercatat Rp.945 miliar.

Capaian tersebut menunjukkan kenaikan dibandingkan periode sama tahun lalu. Di sisa tahun ini, ia pun optimis masih memiliki peluang untuk menggenjot bisnis pembiayaan.

“Penyaluran pembiayaansampai dengan kuartal tiga sebesar Rp. 945 miliar dari Rp1,5 triliun. Nilai ini sudah naik dari performa tahun lalu,”Ucapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/11).

Untuk mencapai target pembiayaan tersebut, perseroan kata dia akan terus memperkuat dua produk utama pembiayaan produktif yang saat ini dimiliki yaitu pembiayaan anjak piutang (factoring) dan pembiayaan investasi berbasis aset.

Selain itu untuk mencapai target tersebut, perseroan juga akan terus berusaha memperkuat sumber pendanaan dengan pihak kreditor dan meningkatkan inovasi terhadap produk dan proses bisnis secara end-to-end.

Kami juga akan meningkatkan utilitas ekosistem digital dan proses otomasi untuk mendukung bisnis baru, serta melakukan efisiensi biaya operasional,”Jelasnya.

Dari sisi kinerja keuangan, Radana Finance selama sembilan bulan pertama masih tumbuh. HDFA membukukan laba bersih sebesar Rp25 miliar setelah mencatatkan rugi berturut-turut selama tiga tahun.

Angka tersebut naik 150% dari posisi yang sama tahun sebelumnya (yoy) dengan kerugian sebesar Rp50 miliar. Pertumbuhan laba bersih tersebut tidak terlepas dari kesuksesan perusahaan dalam melakukan tranformasi bisnis di tahun 2020.

“Kami melakukan penyempurnaan proses bisnis sehingga pendapatan meningkat 45% menjadi Rp112 miliar dibandingkan periode yang sama dan biaya operasional dapat ditekan sebesar 39% menjadi Rp80 miliar dari posisi yang sama tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp 131 miliar,”tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: