Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Literasi Keuangan Generasi Milenial, Easycash Undang 2000 Mahasiswa

Tingkatkan Literasi Keuangan Generasi Milenial, Easycash Undang 2000 Mahasiswa Kredit Foto: Easycash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia saat ini masih terbilang rendah. Data OJK pada 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan baru mencapai 38,03 persen. Sebagai pelaku industri yang memiliki komitmen tinggi untuk membantu pemerintah meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap produk jasa keuangan, Easycash (PT Indonesia Fintopia Technology) mengadakan talk show nasional pada hari Kamis, 18 November 2021, bertema "Generasi Tanggap Fintech: Ikut Bangun Indonesia Sejak Muda Dengan Pemanfaatan Fintech Pada Era Digital".

Talk show yang dihadiri oleh sekitar 2000 orang mahasiswa dari 12 universitas yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia itu mengusung konsep hybrid event, yaitu acara yang diadakan secara daring dan luring.

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Easycash dalam rangka merayakan ulang tahun perusahaan yang ke-4. Easycash merupakan perusahaan fintech pinjaman peer-to-peer yang telah berizin dan diawasi oleh OJK. Dengan layanannya, Easycash membuka akses pendanaan bagi masyarakat unbanked dan underbanked. Hingga November 2021, Easycash telah menyalurkan lebih dari Rp 6,7 triliun dalam bentuk pinjaman kepada lebih dari 1.400.000 peminjam individu maupun institusi.

Baca Juga: Gandeng BI dan OJK, Asosiasi Fintech Inisiasi Bulan Fintech Nasional

CEO Easycash, Fitri Lim, mengatakan dengan menyelenggarakan sebuah talk show hybrid berskala nasional yang menyasar generasi milenial, Easycash ingin menginspirasi anak muda Indonesia untuk menyadari pentingnya pengelolaan keuangan sejak dini.

“Generasi milenial Indonesia menghadapi tantangan yang lebih besar dibandingkan generasi-generasi sebelumnya dalam mengelola keuangan, bukan hanya karena inflasi namun juga karena tekanan gaya hidup dan budaya konsumtif yang berakar pada sindrom FOMO (fear of missing out). Karena itu, penting bagi milenial untuk mengenali produk-produk jasa keuangan dan memanfaatkan kecanggihan teknologi agar dapat mewujudkan tujuan finansial mereka,” ujar Fitri.

Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia (AFPI), Kuseryansyah, yang turut menjadi salah satu pembicara dalam acara ini mengungkapkan harapannya agar perusahaan teknologi finansial di Indonesia, utamanya yang bergerak di bidang pendanaan seperti Easycash, dapat menjadi katalis pertumbuhan literasi dan inklusi keuangan di tanah air.

“Perusahaan fintech penyedia layanan pinjam meminjam memiliki peran besar dalam meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh bank. Selain itu, fintech pendanaan juga diharapkan dapat menjadi partner pemerintah dalam mengedukasi masyarakat luas agar lebih melek finansial,” ucapnya.

Baca Juga: Berkurang Dua, Fintech Terdaftar dan Berizin OJK Kini jadi 104 Entitas

Talk show Easycash juga menghadirkan Analis Direktorat Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Financial Technology Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Arsendi dan Wakil Ketua Umum Bidang Sosial & Kebencanaan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Suryani Motik serta public figure dan entrepreneur Billy Davidson sebagai pembicara.

Selain mengadakan talk show, Easycash juga menyelenggarakan kegiatan CSR (corporate social responsibility) sebagai bagian rangkaian acara peringatan ulang tahunnya. Kegiatan CSR tersebut berupa donasi dari Easycash kepada Yayasan Onno Center Internasional yang memiliki misi mulia memberdayakan anak-anak muda di seluruh Indonesia dengan pengetahuan dan keterampilan di bidang teknologi informasi (TI). Donasi sebesar Rp 100.000.000 diserahkan secara simbolis oleh Fitri selaku CEO Easycash kepada ketua Yayasan Onno Center, Onno W. Purbo, di akhir acara talk show.

Onno mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi sumbangan dana dari Easycash. Onno Center sedianya akan menggunakan dana tersebut untuk menyelenggarakan IT Camp, sebuah kegiatan diskusi dan pelatihan TI bagi masyarakat di pelosok Indonesia. IT Camp sendiri telah diselenggarakan sejak tahun 2009 tanpa memungut biaya apapun dari pesertanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: