Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebut Reuni 212 Didanai FPI, Cs Habib Rizieq Ngegas: Rekeningnya Saja Dibekukan, Logikanya di Mana?

Sebut Reuni 212 Didanai FPI, Cs Habib Rizieq Ngegas: Rekeningnya Saja Dibekukan, Logikanya di Mana? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengkritik komentar yang menyebut Reuni 212 didanai Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pasalnya, rekening Habieb Rizieq Shihab (HRS) dibekukan sejak ia dipenjara.

"Karena FPI rekeningnya dibekukan, jelas tidak masuk akal dan jelas kedunguannya kalau Reuni 212 dibiayai FPI. Gimana juga dibiayai, kan FPI dan HTI dibubarkan," kata Novel kepada Warta Ekonomi, Kamis (18/11/2021).

Baca Juga: Gaung Reuni 212 Menguat, Saatnya KSAD Dudung Abdurachman Menunjukkan...

Ia menegaskan penyelenggaraan Reuni 212 murni berasal dari kesadaran sendiri umat Islam yang terlibat dan secara sukarela mengeluarkan modal dari kantong pribadi. "Mereka justru memberikan infaq dengan cara lewat tanggokan yang hasilnya malah untuk bencana ketika itu. Sehingga jelas fitnah biadab kalau Reuni 212 itu dibiayai FPI," tukasnya.

Ia menyebut aksi bela Islam melalui Reuni 212 justru merupakan karunia Allah yang hanya bisa terjadi di bawah kepimimpinan IB HRS. Kegiatan yang pertama kali dilakukan pada 2018 lalu itu diikuti oleh 13 juta orang tanpa ada yang kehausan dan kelaparan.

"Semua dihidangkan dengan hindangan luar biasa yang kita nggak tahu dari mana jutaan orang itu, tidak ada yang kehausan dan kelaparan. Karena asalnya mereka membela almaidah, maka terhidanglah mereka semua. Karena arti almaidah yang asalnya kita bela adalah hidangan," paparnya.

Pernyataan Novel ini merupakan tanggapan dari tudingan Direktur Eksekutif Komite Pemberantasan Mafia Hukum (KPMH) Muannas Alaidid yang menyebut Reuni Akbar 212 dibiayai oleh organisasi masyarakat terlarang FPI dan HTI. Muannas juga mengatakan PA 212 juga akan dibubarkan sebagaimana yang terjadi pada FPI dan HTI.

Melihat hal tersebut, Novel menilai kelompok penolak Reuni 212 hanya panik dan marah karena tidak bisa membuat kegiatan skala besar yang berhasil seperti Reuni 212. "Mereka pernah buat aksi tandingan tapi gagal total, malah tanaman hancur di sekitar HI. Karena memang perkumpulan busuk, hasilnya pun busuk, sehingga panik dan kalang kabut karena sudah tidak dipercaya rakyat," tandasnya.

Petinggi PA 212 itu juga berpendapat mereka yang membubarkan FPI dan HTI memiliki gaya rezim yang kental dengan gaya PKI di tahun 1965 yang membubarkan HMI dan Masyumi. 

"Serta juga tahun 65 Buya Hamka ditahan serta hartanya disita. Sekarang IB HRS dkk ditahan, rekeningnya dibekukan juga. Tahun 65 PKI membantai 6 jenderal, sekarang 6 laskar dibantai," ujar Novel.

Ia menegaskan Reuni 212 merupakan peran rakyat dalam berjihad di media sosial dengan biaya sendiri. "Bukan seperti buzzerRp yang mengeruk uang negara yang hasilnya cuma adu domba dan fitnah, namun gagal melawan tentara-tentara Allah lewat jihat medsos," ungkapnya.

Terakhir, Novel mengajukan pernyataan yang ditujukan kepada Direktur Eksektuif KPMH  Muannas Alaidit. "Muannas Alaidid kalau masih kurang, saya tantang debat terbuka," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: