Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satgas: Pahami Reproduction Number Covid-19 agar Upaya Pengendalian Tepat Sasaran

Satgas: Pahami Reproduction Number Covid-19 agar Upaya Pengendalian Tepat Sasaran Kredit Foto: Instagram/Wiku Adisasmito
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa dalam menganalisis situasi teraktual Covid-19, salah satu jenis data yang umumnya digunakan ialah reproduction number (R0). Angka ini penting dipahami karena dapat menggambarkan kemampuan penyebaran suatu penyakit.

"Angka ini penting untuk diperhatikan selain angka kasus, angka kematian, dan angka fatalitas untuk menjadi dasar penentuan upaya pengendalian Covid-19 yang tepat," jelasnya dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (16/11/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Babak Baru Vaksinasi Covid-19 di Indonesia | Infografis

Lebih jelasnya, reproduction number atau angka reproduksi adalah rata-rata banyak orang yang terinfeksi akibat terpapar dari 1 orang yang positif atau sakit. Umumnya, setiap jenis penyakit memiliki basic reproduction number, yaitu nilai tetap kemampuan penyebaran penyakit dalam situasi tanpa disertai intervensi pencegahan tertentu.

Contohnya, R0 Covid-19 varian original dari Wuhan sebesar 2,4 sampai dengan 2,6. Hal ini bermakna bahwa 1 orang kasus positif rata-rata dapat menularkan kepada 2-3 orang lain di sekitarnya setelah melakukan interaksi.

Makin tinggi angkanya, maka makin besar peluang kasus positif meningkat, begitu pun sebaliknya. Rinciannya, angka di atas 1 menyebabkan penambahan kasus berlipat atau eksponensial. Lalu, angka 1 penambahan kasusnya cenderung stagnan, dan angka di bawah 1 secara gradual akan menginfeksi lebih sedikit orang dan akhirnya dapat menghentikan perluasan penyakit dalam suatu kondisi tertentu layaknya epidemi.

Penetapan besar reproduction number suatu penyakit umumnya dilakukan para ilmuwan untuk menggambarkan tingkat penularan menggunakan data di lapangan, yaitu angka kematian, keterisian tempat tidur di rumah sakit, maupun besar kasus positif atau positivity rate.

Sementara, Rt atau effective reproduction number adalah angka reproduksi penyakit setelah adanya intervensi. Data terkini menunjukkan Rt di Indonesia secara nasional meningkat dari minggu lalu sekitar 0,01 menjadi 0,96. Jika dilihat lebih mendalam, Rt di seluruh Pulau masih berada di bawah 1, tetapi angkanya di Pulau Jawa-Bali dan Kalimantan mengalami kenaikan.

Untuk itu, penyampaian data reproduction number diharapkan menjadi pembelajaran baru bagi pemerintah daerah untuk dapat membaca tingkat penularan Covid-19 dari aspek epidemiologis yang lebih spesifik. "Ingat, untuk bisa memahami penyakit Covid-19, kita memerlukan data dan basis ilmiah untuk menghasilkan kebijakan yang efektif," tegas Wiku.

Kewaspadaan perlu ditingkatkan ke depannya apalagi kemunculan varian baru Covid-19 lainnya yang nyatanya memiliki reproduction number yang lebih tinggi perlu juga menjadi perhatian. "Untuk itu, saya mengingatkan masyarakat bukan berarti kondisi kasus yang terkendali akan tetap lestari selamanya. Kita harus berusaha mempertahankannya, yaitu dengan konsisten melakukan pengendalian," pesan Wiku.

Angka reproduction number akan sangat dinamis tergantung seberapa baik intervensi yang dilakukan baik pada protokol kesehatan 3M, upaya 3T, maupun vaksinasi. Misalnya, jika dapat meningkatkan proteksi kepada 2 orang dengan vaksinasi dan menggalakkan disiplin protokol kesehatan, reproduction number dari sebelumnya sebesar 3 dapat menurun menjadi 1.

Apalagi jika penambahan proteksi lainnya seperti menjaga jarak, menghindari kerumunan, melakukan kegiatan esensial dengan terkendali dan menunda kegiatan luar ruang yang tidak mendesak. Maka hal ini dapat berpartisipasi dalam menurunkan reproduction number sehingga laju infeksi menurun begitu juga dengan angka kasus dan kematian.

"Kita perlu kembali mengencangkan pengendalian agar kita dapat mencegah gelombang kasus baru di tahun depan," pungkas Wiku.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: