Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IPB University: Potensi Pengembangan Inovasi Produk dari Sawit

IPB University: Potensi Pengembangan Inovasi Produk dari Sawit Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tidak hanya menghasilkan minyak, kelapa sawit juga berpotensi dikembangkan menjadi berbagai jenis produk turunan. Hal ini disampaikan Rektor IPB University, Prof. Arif Satria dalam webinar beberapa waktu lalu.

Dikatakan Prof. Arif, beberapa inovasi produk terkait sawit yang sudah dihasilkan IPB University di antaranya rompi antipeluru, helm, organik biosanitizer, hingga produk pakaian/jaket yang berasal dari limbah sawit.

Baca Juga: Peran Biodiesel Sawit Turunkan Emisi GRK sebagai NDC Indonesia

Tidak hanya itu, dalam industri sawit, IPB University bekerja sama dengan PT Pupuk Kaltim sudah mengembangkan teknologi Precipalm, yakni penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) untuk pemupukan presisi. Selain itu, juga ada teknologi robotic pendeteksi tingkat kematangan buah sawit.

"Robotic sudah banyak kita kembangkan. Sekarang tinggal implementasi di lapangan karena kemajuan sebuah negara itu bisa dilihat dari makin tinggi PDB suatu negara yang biasanya diiringi dengan Global Innovation Index yang makin meningkat. Oleh karena itu, inovasi-inovasi ini merupakan tugas Perguruan Tinggi untuk meningkatkan Global Innovation Index kita," jelasnya.

Dalam bidang pangan, disampaikan Prof. Arif, kelapa sawit berpotensi memenuhi kebutuhan gula untuk sektor industri. "Sekarang teknologi turunan dari limbah sawit untuk produksi gula sudah ada. Ini dengan proses bioteknologi. Jika teknologi sudah bisa dikuasai, tinggal negara kita membangun pilot project sehingga kebutuhan kita terhadap gula bisa tercapai dengan baik," ungkapnya.

Membahas aspek pangan, Prof. Arif optimis akan banyak terobosan-terobosan baru yang bisa dihasilkan.

"Pangan yang berbasis pada sawit ini dan kemudian pada aspek market khususnya di Eropa memang sangat krusial. Dengan beberapa duta besar seperti Jerman, Swiss, Belgia perlu diskusi bagaimana mengantisipasinya," katanya.

Disampaikan Prof. Arif, sebagai Perguruan Tinggi, IPB University juga memiliki peran besar terkait adanya kampanye antikelapa sawit. Upaya yang sudah dilakukan ialah dengan mengajak 11 duta besar Eropa yang ada di Indonesia ke Jambi, lokasi di mana sudah dipraktikkannya sustainable agriculture oil palm production.

"IPB University terus berusaha semaksimal mungkin untuk menguasai inovasi. Namun, di hulu menciptakan new precision agriculture product sekaligus membangun kerja sama menciptakan sustainability untuk industri sawit," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: