Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lonjakan Kasus Pasca-Nataru Harus Dicegah agar RI Masuki Endemi Covid-19

Lonjakan Kasus Pasca-Nataru Harus Dicegah agar RI Masuki Endemi Covid-19 Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. | Kredit Foto: KPCPEN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Terus terkendalinya kasus Covid-19 di Indonesia saat ini sangat diharapkan agar pandemi dapat diakhiri, dan Indonesia dapat memasuki tahapan endemi Covid-19. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan, Indonesia harus terus mempertahankan kondisi kasus yang terkendali di tengah lonjakan kasus di berbagai negara di dunia.

Laju kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih cukup terkendali. Seharusnya, bisa disikapi dengan hati-hati dan mulai menyusun rencana menuju tahapan perkembangan kasus yang lebih terkendali, yaitu status endemi.

Baca Juga: PPKM Level 3 Jelang Nataru untuk Antisipasi Kenaikan Kasus Covid-19

"Perlu menjadi perhatian, transisi menuju endemi dapat sewaktu-waktu terhambat akibat lonjakan kasus yang kembali terjadi," kata Wiku menegaskan dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (23/11/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Agar masyarakat mudah memahami, Wiku mengedukasi masyarakat berdasarkan ilmu epidemiologi. Jika berdasarkan luas penularannya, dapat dibagi kondisi penularan suatu penyakit, termasuk Covid-19 menjadi 3 bagian.

Pertama, ialah epidemi yang berarti kondisi di mana peningkatan kasus yang cepat di wilayah tertentu. Contohnya, Covid-19 yang awalnya ditemukan pada bulan Desember 2019 di Kota Wuhan, China dan terus menyebar sampai seluruh penjuru negeri tersebut.

Kedua, yaitu tahapan pandemi. Kondisi di mana peningkatan jumlah kasus Covid-19 secara cepat dan bersamaan di banyak negara bahkan di seluruh dunia. Contohnya, penetapan pandemi Covid-19 pada tanggal 11 Maret 2020 hingga kini. Kondisi kasus masih tergolong tinggi di beberapa negara, bahkan merupakan lonjakan berulang setelah pelandaian. Seperti contohnya di negara Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Jerman.

Ketiga, yaitu endemi. Kondisi di mana kasus masih tetap ada di beberapa wilayah dengan jumlah kasus yang rendah dengan laju penularan yang stagnan. "Tahapan epidemi menjadi pandemi Covid-19 telah banyak memberikan pelajaran bagi kita. Khususnya terkait pentingnya mencegah agar lonjakan kasus tidak lagi terjadi di kemudian hari," tegas Wiku.

Untuk itu, diharapkan kerja sama berbagai elemen masyarakat untuk menyukseskan target pengendalian Covid-19 yang terkini. Ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan agar target menuju endemi dapat terealisasi.

Pertama, penetapan indikator endemi secara luas atau percakupan daerah dilakukan oleh pemerintah dan berkonsultasi dengan pakar. Kedua, pemantauan kasus melalui surveilans kasus dan genomik Covid-19 secara konsisten.

Ketiga, terus menekan angka kasus berat dan kematian menjadi angka kesembuhan yang tinggi melalui upaya vaksinasi, perawatan, serta pengobatan kasus yang berkualitas. Keempat, menjaga laju penularan tetap dalam kondisi rendah dan terkendali melalui upaya testing dan tracing, penyesuaian aktivitas masyarakat yang aman dan produktif serta mobilitasnya.

"Kita berharap perkembangan kasus di Indonesia yang makin baik ini tetap bertahan. Bahkan, pascaperiode Nataru sering kali menimbulkan lonjakan kasus," lanjut Wiku.

Untuk itu, diharapkan momen Nataru mendatang menjadi pembuktian Indonesia kepada dunia bahwa Indonesia mampu dengan baik mengantisipasi lonjakan kasus walau memasuki periode libur panjang.

"Saya pun meminta masyarakat Indonesia juga berempati untuk negara lain karena pandemi Covid-19 baru akan selesai apabila semua negara dapat mengendalikan kasus sehingga mendukung proses pemulihan ekonomi global," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: