Pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas kebun sawit petani melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), masyarakat yang mengikuti program PSR akan mendapatkan dana sebesar Rp30 juta/hektare.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah, mengatakan bahwa sawit juga merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Berbagai negara di Uni Eropa bahkan menjadi pengimpor besar minyak sawit Indonesia.
Baca Juga: Bukan Hanya Kebun, Sawit Sudah Berkembang Jadi Megasektor
Dengan kondisi ini, minyak nabati asal Uni Eropa yang produktivitasnya tidak sebaik sawit menjadi terancam. Pasalnya, produktivitas sawit memang paling tinggi dibandingkan minyak nabati lain. Bahkan bukan hanya mengenai produktivitas, sawit juga jauh lebih sedikit menggunakan lahan untuk produksinya.
"Kita lihat bahwa produksi 4 ton per hektare sawit ini masih lebih kompetitif dan memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan produk-produk minyak nabati yang dimiliki oleh Eropa, seperti kacang kedelai, rapeseed, bunga matahari," kata Helmi, melansir Elaeis.co, Jumat (26/11).
Dikatakan Helmi, dengan adanya PSR, bahkan akan membuat Uni Eropa makin kelabakan karena produktivitas sawit Indonesia akan jauh lebih tinggi. "Bahkan, produksi 4 ton per hektare sawit ini bisa ditingkatkan lagi dengan PSR," ujar Helmi.
Helmi mengatakan, keunggulan inilah yang membuat sawit menjadi sasaran empuk black campaign oleh Uni Eropa. "Makanya tidak heran jika mereka menjadikan sawit dengan berbagai model kampanye negatif. Mulai dari isu makanan isu lingkungan dan berbagai macam isu. Karena memang mereka dari berbagai aspek sudah kalah dengan sawit," katanya.
Helmi juga meminta kepada berbagai pihak untuk terus mengampanyekan sawit sebagai komoditas yang sangat baik sesuai dengan fakta-fakta yang ada di lapangan.
"Makanya saya katakan bahwa sawit ini memang sebuah anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk kita, yang harus benar-benar kita manfaatkan secara maksimal," ucap Helmi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: