Google Colab menjadi alat yang memiliki banyak manfaat. Anda akan cepat mempelajari dan terbiasa menggunakan Google Colab jika sebelumnya telah mengetahui dan pernah menggunakan Jupyter Notebook. Google Colab pada dasarnya adalah Jupyter Notebook environment gratis yang sepenuhnya berjalan di cloud.
Yang terpenting, Colab tidak memerlukan tahap setup, plus notebook yang akan Anda buat dapat diedit secara bersamaan oleh anggota tim Anda dengan cara yang sama seperti Anda mengedit dokumen di Google Docs. Keuntungan terbesarnya adalah Colab mendukung library machine learning paling populer yang dapat dimuat dengan mudah di notebook Anda. Simak selengkapnya untuk mengetahui apa itu Google Colab!
Baca Juga: Apa Itu LAMP Server?
Apa itu Google Colab?
Google Colaboratory adalah layanan berbasis cloud Google yang mereplikasi Jupyter Notebook di cloud. Dalam banyak hal, Anda dapat menggunakan Colaboratory seperti halnya instalasi desktop Jupyter Notebook. Google Colaboratory lebih ditujukan bagi pembaca yang menggunakan sesuatu selain pengaturan desktop standar untuk mengerjakan tugas.
Untuk menggunakan Colaboratory, Anda harus memiliki akun Google lalu mengakses Colaboratory menggunakan akun tersebut. Jika tidak, sebagian besar fitur Colaboratory tidak akan berfungsi.
Sama halnya dengan Jupyter Notebook, Anda dapat menggunakan Colaboratory untuk melakukan tugas tertentu dalam paradigma berorientasi sel. Jika Anda pernah menggunakan Jupyter Notebook, Anda akan melihat kemiripan yang kuat antara Notebook dan Colaboratory. Tentu saja, Anda juga perlu melakukan jenis tugas lain, seperti membuat berbagai jenis sel dan menggunakannya untuk membuat notebook yang terlihat seperti yang Anda buat menggunakan Jupyter Notebook.
Mengapa Anda Harus Menggunakan Google Colab?
Ada beberapa alasan mengapa Anda perlu menggunakan Google Colab, antara lain:
- Pre-install libraries;
- Dapat disimpan di cloud;
- Kolaborasi;
- Penggunaan GPU dan TPU gratis.
Sekarang mari kita lihat penjelasan masing-masing alasan ini.
1. Pre-install libraries yang melimpah
Distribusi Anaconda dari Jupyter Notebook akan dikirimkan dengan beberapa pustaka data pra-instal, seperti NumPy, Pandas, Matplotlib. Di sisi lain, Colab menyediakan lebih banyak library machine learning yang sudah diinstal sebelumnya seperti Keras, PyTorch, dan TensorFlow.
2. Dapat disimpan di Cloud
Saat Anda memilih untuk menggunakan Jupyter Notebook biasa sebagai development environment Anda, semua file-nya disimpan di mesin lokal Anda. Jika Anda sangat mementingkan privasi, ini mungkin fitur terbaik untuk Anda. Namun, jika Anda ingin notebook yang dapat diakses oleh Anda dari perangkat apa pun dengan log-in Google yang sederhana, Google Colab adalah pilihan terbaik. Semua notebool Google Colab Anda disimpan di dalam akun Google Drive Anda, sama seperti halnya file Google Docs dan Google Spreadsheet Anda.
3. Kolaborasi
Fitur hebat lainnya yang ditawarkan Google Colab adalah fitur kolaborasi. Jika Anda bekerja dengan beberapa developer dalam sebuah proyek, sebaiknya gunakan notebook Google Colab. Sama seperti berkolaborasi pada dokumen Google Documents, Anda dapat membuat kode bersama dengan beberapa developer menggunakan notebook Google Colab. Selain itu, Anda juga dapat membagikan pekerjaan Anda yang telah selesai dengan developer lain.
4. Penggunaan GPU dan TPU gratis
Tidak ada salahnya memilih Google Colab daripada Jupyter Notebook biasa. Google Research memungkinkan Anda menggunakan GPU dan TPU khusus mereka untuk proyek machine learning pribadi Anda. Untuk beberapa proyek, akselerasi GPU dan TPU membuat perbedaan besar bahkan untuk beberapa proyek kecil sekalipun. Karena menggunakan sumber daya Google, operasi neural network optimization tidak akan mengacaukan prosesor Anda, dan kipas pendingin komputer Anda tidak akan menjadi panas.
Memahami Cara Kerja Google Colaboratory
Anda dapat menggunakan Colaboratory untuk melakukan banyak tugas, seperti menulis dan menjalankan kode, membuat dokumentasi terkait, dan menampilkan grafik, seperti yang Anda lakukan dengan Jupyter Notebook. Teknik yang Anda gunakan sebenarnya mirip dengan menggunakan Jupyter Notebook, tetapi ada sedikit perbedaan di antara keduanya.
Jupyter Notebook adalah aplikasi yang telah di-install, di mana Anda menggunakan sumber daya lokal dengannya. Anda berpotensi dapat menggunakan sumber lain, tetapi hal itu dapat terbukti tidak nyaman atau tidak mungkin dalam beberapa kasus. Misalnya menurut Github, file Jupyter Notebook Anda akan muncul sebagai halaman HTML statis saat Anda menggunakan GitHub repository. Bahkan, beberapa fitur tidak akan berfungsi sama sekali.
Google Colaboratory memungkinkan Anda untuk sepenuhnya berinteraksi dengan file Jupyter Notebook Anda menggunakan GitHub sebagai repositori. Faktanya, Google Colaboratory mendukung sejumlah opsi penyimpanan online sehingga Anda dapat menganggap Colaboratory sebagai mitra online Anda dalam membuat kode Python.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: