Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelaskan Kronologi Aksi Reuni 212 yang Tak Sesuai Rencana, Slamet Maarif: Emang Kami Mau Perang?

Jelaskan Kronologi Aksi Reuni 212 yang Tak Sesuai Rencana, Slamet Maarif: Emang Kami Mau Perang? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif buka suara terkait pelaksanaan reuni 212 yang berjalan tidak sesuai rencana. Awalnya, jelas Slamet Maarif, pihak yayasan Az Zikra sudah bersedia lokasinya dipakai untuk pelaksanaan reuni 212.

"Rapat pada Ahad, ketua yayasan Az Zikra bersedia tempatnya dipakai untuk reuni, tetapi Senin dari Polres Bogor tidak memberikan izin," kata Slamet Maarif dalam dialog aktual dengan tajuk "Spirit 212 dan Agenda Politik Umat 2024" yang digelar secara virtual, Jumat (3/12).

Baca Juga: Reuni 212 Sepi dan Tak Dapat Izin, Refly Harun Berharap Pemerintah Agar...

Dia menjelaskan, pihak panitia melaksanakan negosiasi dengan Polres Bogor dan Satgas COVID-19 terkait pelaksanaan reuni 212 di Masjid Az Zikra, Sentul, Bogor. Slamet mengeklaim pihaknya mencapai kesepatan dengan pihak kepolisian untuk melaksanakan reuni 212 dalam bentuk subuh berjemaah, zikir, dan tausiah. Peserta juga hanya dihadiri oleh 100 orang.

"Terkait acara keumatan sebagai hak warga menyampaikan pendapat di muka umum, kami menggelar aksi superdamai dan memberikan surat pemberitahuan ke Polda Metro Jaya. Akhirnya, keluar rilis tempat pelaksanaan reuni 212 di dua tempat, yakni Patung Kuda dan Mesjid Az Zikra," lanjutnya.

Namun, kata Slamet Maarif, dirinya mendapat informasi ada pihak yang mendatangi rumah istri almarhum ustaz Arifin Ilham. "Ada beberapa tamu di rumah istri almarhum ustaz Arifin Ilham ada dua mobil. Rabu pagi kami dapat surat dari istri almarhum ustaz Arifin Ilham yang tidak mau tempatnya dipakai pihak luar," jelasnya.

Eks juru bicara Front Pembela Islam atau FPI itu mengaku panitia Reuni 212 langsung mencari lokasi baru sejak Rabu (1/12) pagi hingga sore, tetapi selalu ditolak. "Kami selalu mendapat kata maaf dari pengurus masjid, DKM. Mereka sangat takut," ujarnya.

Dia juga mengeklaim pihaknya menemukan sebuah lokasi yang bisa digunakan di kawasan Bekasi, Jawa Barat, tetapi tidak dipublikasikan. "Sengaja kami tidak publikasi, nanti dikerjain lagi. Ini menyedihkan di negara yang dibilang negara demokrasi," ujarnya.

Slamet Maarif juga mengungkapkan meski Masjid Az Zikra batal digunakan sebagai lokasi reuni, pihak kepolisian tetap melakukan penjagaaan ketat. "Di masjid Az Zikra itu mobil barracuda seabrek-abrek. Memangnya kami mau perang, orang kami mau aksi damai," pungkas Slamet Maarif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: