Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

4 Negara EFTA Terima Sawit, Wamendag: UE Harus Tinjau Ulang Kebijakan Diskriminatif

4 Negara EFTA Terima Sawit, Wamendag: UE Harus Tinjau Ulang Kebijakan Diskriminatif Kredit Foto: Kemendag
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Perdagangan RI, Jerry Sambuaga, menegaskan bahwa empat negara European Free Trade Association (EFTA) yang meliputi Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss menerima komoditas kelapa sawit Indonesia yang saat ini tengah mengalami diskriminasi dari Uni Eropa.

"Di EFTA itu salah satunya ada Swiss. Kami memberikan pesan yang jelas kepada publik Eropa di mana salah satu produk kita kelapa sawit didiskriminasikan oleh Uni Eropa, kebetulan saya ketua delegasi yang menuntut Uni Eropa di WTO," kata Jerry, dilansir Elaeis.co.

Baca Juga: APKASINDO Apresiasi Program Pembinaan Petani Sawit oleh BPDPKS dan UKM Center FEB UI

Lebih lanjut disampaikan Jerry, negara kelompok EFTA terkenal kritis terkait isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, kata Jerry, Uni Eropa harus meninjau ulang kebijakan diskriminatif yang diterapkan pada komoditas minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) asal Indonesia.

"Uni Eropa harus melihat itu, di mana EFTA negara yang critical salah satunya Swiss justru menerima kita dan menyambut baik kerja sama melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Ini bukan soal komersial bisnis regional saja, tetapi juga politik soal signifikansi Indonesia di mata dunia," tuturnya.

Perlu diketahui, Indonesia bersama Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss telah mengimplementasikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) atau IE-CEPA pada Senin (1/11/2021).

Data yang dihimpun Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa perdagangan Indonesia dengan EFTA masih didominasi Swiss. Pada Januariā€“Agustus 2021, sekitar 96 persen ekspor Indonesia ke EFTA atau senilai US$1,07 miliar masuk ke Swiss. Sementara, 71 persen impor Indonesia dari EFTA juga berasal dari Swiss, nilainya mencapai US$358,9 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: