Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dudung Abdurachman Ingin Rekrut Santri Jadi TNI, Pengamat Langsung Bilang Hati-Hati Bila Bicara

Dudung Abdurachman Ingin Rekrut Santri Jadi TNI, Pengamat Langsung Bilang Hati-Hati Bila Bicara Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyapa wartawan dari dalam mobil usai pelantikan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/11/2021). Presiden Joko Widodo melantik Dudung Abdurachman menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang dilantik menjadi Panglima TNI. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi memberikan komentar terkait sikap Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang ingin merekrut santri untuk bergabung menjadi prajurit TNI. 

Menurut Fahmi niat Jenderal Dudung tersebut sebaiknya tidak diumumkan secara terbuka. 

Baca Juga: KSAD Dudung Abdurachman Dibela PBNU, Dibilang Bahwa....

"Rekrutmen prajurit yang berlatar belakang pemahaman agama yang kuat sudah dilakukan tanpa harus disampaikan secara terbuka," kata Fahmi dalam diskusi di DPR RI, Rabu (8/12/2021).

Khairul Fahmi dapat memahami TNI membutuhkan sosok prajurit dengan modal pembinaan mental serta kerohanian yang kuat. Namun, dia menilai hal demikian sebenarnya tidak perlu disampaikan.

"Ini kan kemudian memunculkan kesan ada pengistimewaan," ucapnya. 

Dia menambahkan bahwa hal tersebut bisa memunculkan diskriminatif bagi yang lain.

"Sehingga menurut saya itu mestinya dikoreksi sedikit, bahwa TNI akan merekrut prajurit-prajurit dengan latar belakang keagamaan yang kuat," kata Fahmi.

Walau demikian, Fahmi tetap mengapresiasi tujuan yang hendak dicapai TNI AD lewat pernyataan KASAD Jenderal Dudung.

Baca Juga: Bersama KSAD Dudung, Mahfud MD Umumkan Soal KKB, Ia Bilang...

Namun tetap Jenderal Dudung harus hati-hati karena bisa saja menimbulkan kegaduhan.

"Kita ingatkan harus berhati-hatilah ketika berbicara, supaya tidak menimbulkan polemik di belakang," tuturnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: