Pemulihan ekonomi setelah krisis akibat pandemi Covid-19 jangan hanya dilihat dari sekadar angka persentase pertumbuhan secara periodik. Lebih dari itu, pemulihan ekonomi harus berkualitas dengan mengutamakan pertumbuhan berkelanjutan.
Sejumlah tantangan di masa pemulihan juga masih mengadang, terutama karena masih lebarnya kesenjangan antara kaum miskin dan golongan kaya. Untuk itu perlu strategi khusus dalam mengembalikan level angka produk domestik bruto (PDB) agar kembali ke tingkat sebelum krisis.
Rekomendasi itu tertuang dalam Sarasehan yang digelar Unpad, IKA Unpad, dan Deloitte dengan tema Pemulihan Ekonomi Pasca Covid 19, Membangun Ekonomi Indonesia yang Adaptif dan Resiliens. Ada dua sesi yang dihadirkan alam Sarashan yang digelar Sabtu (11/12).
"Kalau melihat ke depan prospek pertumbuhan ekonomi sebaiknya tidak hanya dilihat untuk tahun in atau depan, tetap harus dilihat dalam jangka Panjang,” kata Guru Besar Fakultas Ekononi dan Bisnis Unpad Prof Arief Anshory Yusuf pada Sarasehan Pemulihan Ekonomi Pasca-Covid-19 bertajuk Membangun Ekonomi yang Adaptif dan Resiliens yang digelar secara virtual Sabtu (11/12/2021) yang digelar Unpad, IKA Unpad, dan Deloitte.
Pada sarasehan yang dibuka oleh Rektor Unpad Rina Indiastuti itu, hadir nara sumber dari berbagai kalangan di antaranya Ketua Ika Unpad Irawati Hermawan, Erlangga Soeria Atmadja, Deloitte Indonesia Director 3, Guru Besar FEB Unpad Prof Martha Fani, dan Guru Besar FPIK Zuzy Anna, Prof. Ahmad M. Ramli, Guru Besar Fakultas Hukum Unpad.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: