Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: CK Hutchinson, Konglomerat di Banyak Lini Bisnis Dekat dengan Li Ka Shing

Kisah Perusahaan Raksasa: CK Hutchinson, Konglomerat di Banyak Lini Bisnis Dekat dengan Li Ka Shing CK Hutchinson Holding Limited. | Kredit Foto: SCMP/Dickson Lee
Warta Ekonomi, Jakarta -

CK Hutchinson Holding Limited, konglomerat multinasional yang berbasis di Hong Kong, adalah salah satu perusahaan raksasa menurut Fortune Global 500. Ia menjalankan berbagai bisnis mulai dari telekomunikasi dan ritel hingga energi dan infrastruktur.

Menurut Fortune, CK Hutchinson pada 2020 mengumpulkan sekitar 38,16 miliar dolar AS untuk pendapatannya, dengan persentase pertumbuhan sekitar 7,9 persen. Sementara itu, keuntungan perusahaan pada tahun itu mencapai 5,08 miliar dolar dengan pertumbuhan setahun 2,2 persen. Sementara 155,42 miliar dolar tercatat sebagai aset yang dikelolanya.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Barclays, Bank Pertama yang Memperkenalkan ATM

Lebih lanjut, seperti dikutip laman Companies History, CK Hutchinson dapat menarik sejarahnya ke tahun 1950-an ketika Li Ka Shing founded Cheung Kong Industries sebagai pabrik plastik. 

Dengan berjalannya waktu, perusahaan berkembang menjadi perusahaan investasi properti, dan pada tahun 1971 Cheung Kong Holdings Limited didirikan. Li Ka Shing telah lama dikenal sebagai orang terkaya di Asia.

Pada 1979, Li Ka Shing dan Cheung Kong mengakuisisi rumah dagang Inggris Hutchison Whampoa.

Di sisi lain, CK Hutchinson juga dapat menelusuri akarnya sebagai Hutchinson Whampoa. Perusahaan ini juga terdiri atas dua perusahaan terpisah, yakni Hong Kong dan Whampoa Dock.

Pada 1863, pedagang asal Inggris John Duflon Hutchinson mendirikan perusahaan tersebut. Juga termasuk Hutchinson International yang didirikan pada tahun 1877.

Pada gilirannya, kedua perusahaan di atas --Cheung Kong Holdings dan Hutchinson Whampoa-- bergabung menjadi sebuah entitas baru bernama CK Hutchinson pada 2014. Sebagai bagian dari reorganisasi, CK Hutchison memisahkan bisnis real estate di Hong Kong dan Cina menjadi perusahaan baru, Cheung Kong Property Holdings.

Pada tahun yang sama, CK Hutchison mengakuisisi O2 UK, penyedia layanan seluler terbesar kedua di Inggris. Konglomerat secara aktif mengejar akuisisi, terutama menargetkan industri yang diatur yang menghasilkan arus kas yang stabil.

Dengan lebih dari 300.000 karyawan di lebih dari 50 negara di seluruh dunia, CK Hutchison Holdings Limited dianggap sebagai salah satu dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia, menurut Forbes.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: