Iran akan mengizinkan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memasang kembali kamera yang rusak di lokasi di mana ia memiliki suku cadang dan bahan manufaktur.
Keputusan itu akan melihat kamera dipasang kembali di Karaj, yang berada di bawah apa yang digambarkan Iran sebagai serangan sabotase pada bulan Juni. Iran sejak itu menolak akses Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk mengganti kamera yang rusak dalam insiden itu.
Baca Juga: Iran Ditekan Sana Sini, Kali Ini Desakan Negara-negara Teluk Berat Juga!
IAEA yang berbasis di Wina tidak segera menanggapi pertanyaan dari Associated Press mengenai laporan oleh kantor berita semi-resmi ISNA dan Tasnim. Laporan itu mengatakan Iran akan menyimpan semua rekaman dari kamera, bagaimanapun, bagian dari perselisihan lain yang sedang berlangsung antara agensi dan Teheran.
Laporan itu muncul setelah Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dilaporkan mengatakan pada Rabu (15/12/2021) pagi bahwa Iran telah "mencapai kesepakatan yang baik" dengan IAEA.
Teheran menyalahkan serangan Karaj terhadap Israel di tengah perang bayangan regional yang meluas sejak mantan Presiden Donald Trump secara sepihak menarik Amerika dari perjanjian nuklir penting Iran dengan kekuatan dunia.
Dalam sebuah wawancara hari Selasa (14/12/2021) dengan AP, Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi memperingatkan akses terbatas ke Karaj merugikan upaya internasional untuk memantau program Iran.
“Jika komunitas internasional melalui kami, melalui IAEA, tidak melihat dengan jelas berapa banyak sentrifugal atau berapa kapasitas yang mungkin mereka miliki … apa yang Anda miliki adalah gambaran yang sangat kabur,” kata Grossi.
“Ini akan memberi Anda ilusi gambar yang sebenarnya. Tapi bukan gambar aslinya. Inilah mengapa ini sangat penting,” ujarnya.
Grossi juga menolak tuduhan Iran bahwa penyabot menggunakan kamera IAEA dalam serangan di situs sentrifugal Karaj sebagai "tidak masuk akal". Teheran tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim tersebut, meskipun itu merupakan tanda lain dari gesekan antara inspektur dan Iran.
Negosiasi berlanjut di Wina untuk mencoba memulihkan kesepakatan nuklir. Namun, Iran di bawah garis keras Presiden Ebrahim Raisi telah mengambil posisi maksimal dalam negosiasi.
Kecemasan tumbuh di antara negara-negara Eropa di meja perundingan.
“Tanpa kemajuan cepat, mengingat program nuklir Iran yang maju cepat, (kesepakatan) akan segera menjadi cangkang kosong,” mereka baru-baru ini memperingatkan.
AS tetap berada di luar pembicaraan langsung sejak mengabaikan kesepakatan itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto