Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Politik Identitas Akan Kembali Mewarnai Politik di 2024, Sandiaga Uno Harus Lebih Waspa karena...

Politik Identitas Akan Kembali Mewarnai Politik di 2024, Sandiaga Uno Harus Lebih Waspa karena... Kredit Foto: Instagram/Sandiaga Salahuddin Uno

Namun satu kali dalam Pilgub DKI penggunaan politik identitas yang sangat massif memang berhasil menumbangkan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok sebagai kandidat yang triple minority. Ahok bukan hanya minoritas dari agama yang dianut dan minoritas dari etnik yang ada di Indonesia. Dia juga bukan dari elit politik tulen, ditambah lagi pendatang dari Bangka Belitung.\

"Hal yang paling penting untuk menjadi perhatian semua pihak adalah bahwa politisasi SARA merusak demokrasi dan toleransi, membelah persatuan bangsa dan meninggalkan luka dalam yang sulit disembuhkan," tegas Karyono.

Dukungan yang diberikan oleh para ulama di Ijtima Ulama itu dianggap merupakan kreasi buruk, karena bisa merusak iklim demokrasi. "Politik identitas adalah kreasi buruk praktik politik yang merusak kualitas demokrasi dan kualitas pemilu," kata Direktur Eksekutif Setara Institute Ismail Hasaini ketika dihubungi wartawan, Senin (20/12/2021).

Terlebih, kata dia politik identitas tidak berpusat pada ide-ide dan agenda pembangunan yang diperdebatkan secara sehat, tetapi menggunakan identitas (agama) untuk memunculkan kepatuhan buta dalam menentukan pilihan politik elektoral.

Baca Juga: Pecah!!! Dianggap Melawan Hukum, Sandiaga Uno Gugat Indosat Cs! Ternyata Oh Ternyata...

"Politik identitas selalu diikuti dengan polarisasi dan menimbulkan dampak perpecahan di tengah masyarakat. Kohesi sosial akan terganggu dan jelas ini bertentangan dengan semangat kemajemukan di Republik Indonesia," ungkap dia.

Munculnya dukungan dari berbagai daerah terhadap salah satu calon, menandakan bahwa politik identitas masih mendapat tempat di tengah masyarakat dan bisa terus dimanfaatkan hingga Pemilu 2024.

"Dalam merespons ini, publik harus tetap jernih dalam mengikuti kontestasi politik, khususnya Pilpres," beber dia.

Publik, lanjut dia, harus tetap memusatkan perhatiannya pada kualitas perdebatan politik yang berhubungan langsung dengan aspirasi dan agenda-agenda kerakyatan.

"Soal perpecahan di tubuh Gerindra, masih terlalu dini untuk disimpulkan, karena bisa jadi ini bagian dari agenda test of the water menjajakan Sandi jelang kontestasi 2024," ungkap dia.

Politisi yang juga anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Kamrussamad, menuding deklarasi dukungan sejumlah ulama kepada Sandiaga Uno maju di Pilpres 2024 adalah upaya merekayasa forum Ijtima Ulama.

Kamrussamad khawatir Sandiaga sengaja mengeksploitasi identitas ulama. Kata dia, upaya rekayasa forum Ijtima Ulama DKI Jakarta (deklarasi bulan Oktober 2021) dan forum Ijtima Ulama Jawa Barat (deklarasi bulan Desember 2021) merupakan tindakan berpotensi menimbulkan politik identitas sebagai pemecah belah bangsa.

"Saya khawatir ada sekelompok oknum yang bekerja secara sistematis bersama Sandiaga sehingga tega lakukan eksploitasi identitas ulama," imbuhnya. []

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: