Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) meningkatkan respon penanganan kasus kematian babi di Kalimantan Barat (Kalbar).
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah. Menurutnya, Kementan menurunkan tim dan menyerahkan bantuan untuk pengendalian ke daerah yang melaporkan kematian yang disebabkan oleh penyakit African Swine Fever (ASF) tersebut.
Selain itu pihaknya telah melakukan pelatihan bagi petugas kesehatan hewan dan juga penyuluh pertanian lapangan untuk membantu pengendalian.
"Saat ini ada tujuh kabupaten/kota yang teridentifikasi ada kasus yaitu Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Mempawah, Landak, Kubu Raya, dan Kota Singkawang," jelas Nasrullah.
Dia menegaskan langkah yang telah diambil Kementan diharapkan dapat menekan potensi penyebaran lebih lanjut virus penyebab ASF. Melalui kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE), peternak diminta agar tidak menjual dan melalulintaskan babi milik mereka yang sakit sehingga tidak menyebarkan penyakit ke wilayah lain.
Sementara itu Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin menambahkan bahwa Kementan juga telah melakukan penguatan kapasitas petugas dalam penanganan kasus dengan menggandeng mitra kerja FAO ECTAD Indonesia.
"Kita lakukan pelatihan bagi 30 orang dokter hewan perwakilan semua provinsi di Kalimantan yang akan menjadi Master Trainer," jelasnya.
Master trainer yang telah dilatih tersebut, menurut Nuryani akan memegang peran penting dalam menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan kasus ASF di wilayah masing-masing.
Selain itu untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam deteksi dini kejadian ASF, khususnya di Kalbar, sebanyak 50 orang petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) di seluruh kabupaten/kota di Kalbar dilatih dalam hal merespon kejadian kasus ASF.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: