Laporan terbaru JLL bertajuk Asia Pacific Fit-Out Cost Guide 2021/2022 menunjukkan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk mendesain dan membangun ruang kerja meningkat 10,8% secara tahunan di seluruh wilayah Asia Pasifik.
Adapun biaya fit-out perkantoran saat ini berkisar US$1.109 per meter persegi.
Baca Juga: Manhattan District: Kawasan Bisnis Adaptif Paramount Land yang Sukses Raih Penjualan
"Seiring pemulihan sektor ekonomi, kami melihat lonjakan yang signifika pada biaya fit-out perkantoran di wilayah ini, terutama di kota-kota yang sangat bergantung pada tenaga kerja asing dan bahan impor," kata Executive Managing Director Project Development Services JLL Asia Pacific Martin Hinge dalam keterangan tertulis, Rabu (22/12/2021).
Studi mengungkapkan biaya fit-out bervariasi antara suatu pasar dengan pasar lainnya, mulai dari US$1.902 per meter persegi di Tokyo hingga US$669 per meter persegi di India.
Dalam 12 bulan ke depan, JLL memperkirakan adanya kenaikan harga fit-out, terutama di beberapa pasar di Cina, India, dan Asia Tenggara.
"Dengan belum berakhirnya pembatasan penempatan tenaga kerja dan keharusan mencari bahan alternatif yang berpotensi lebih mahal, kenaikan harga mungkin masih akan berlanjut di seluruh wilayah. Namun, beberapa tanda pemulihan mulai nampak seiring dengan meningkatnya tingkat vaksinasi dan dimulainya perjalanan antarwilayah. Hal ini bisa saja menutup kekurangan ahli dan tenaga kerja di pasar tertentu," papar Hinge.
Kendati demikian, desain perkantoran disebut tetap akan menjadi fokus utama perusahaan pada tahun 2022 esok. Laporan menunjukkan para pebisnis telah mengalokasikan investasi yang lebih banyak di tiga aspek utama, yaitu teknologi dan peralatan audio visual, fasilitas elektronik dan mekanis, serta fitur-fitur hijau seperti taman di atap, tanaman di dalam ruang, hingga penghematan air.
Hinge menjelaskan membangun sebuah kantor dengan prinsip berkelanjutan menciptakan nilai yang nyata bagi korporasi. Hal ini tidak hanya untuk menurunkan biaya operasional melalui efisiensi energi, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan kondusif untuk memenangkan persaingan.
"Seiring berkembangnya kantor menjadi tempat kolaborasi untuk menciptakan ide-ide baru, perusahaan mulai menerapkan model kerja hybrid dengan menghadirkan pengalaman virtual dan fisik yang mulus bagi karyawan mereka. Kita juga bisa memprediksi komitmen baru untuk pengeluaran berkelanjutan, bersamaan dengan evolusi kantor yang terus-menerus, untuk meningkatkan pengalaman karyawan secara keseluruhan," tutup Hinge.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: