Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Partai Buruh Berpotensi Tengahi Polarisasi Cebong-Kadrun

Partai Buruh Berpotensi Tengahi Polarisasi Cebong-Kadrun Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat

Akan tetapi, mereka tidak mendapatkan suara signifikan dalam Pemilu 1999. Kegagalan ini pun berlanjut pada Pemilu 2004 dan 2009. Sedangkan pada Pemilu 2014 dan 2019 tanpa Partai Buruh, suaranya malah terpecah karena mendukung calon presiden tertentu.

"Siapa yang diuntungkan dari perpecahan buruh? Ya partai politik lain yang mengiming-imingi buruh dengan penitipan aspirasi. Faktanya bagaimana? Gerakan buruh justru dirampas dan ditunggangi untuk kepentingan politik jangka pendek," tegas Haidar.

Baca Juga: Memanas! Ramai-Ramai Pengusaha Jakarta Melawan Anies Baswedan karena Ini

Oleh karena itu, pengalaman membangun partai dan mengikuti pemilu sudah sepatutnya dijadikan pelajaran berharga bagi gerakan buruh. Kegagalan yang pernah terjadi perlu dievaluasi untuk mempersiapkan gerakan yang lebih matang.

Alih-alih membunuh semangat gerakan buruh dalam berpolitik, justru semangat tersebut diperlukan untuk mendorong agar imajinasi kekuatan buruh dapat hidup kembali.

"Strategi yang perlu dilakukan untuk menyatukan suara buruh adalah dengan melakukan konsolidasi nasional untuk bersatu. Seluruh aktivis buruh yang tersebar di berbagai serikat dan kota harus duduk bersama merumuskan tujuan untuk mengawali langkah membesarkan Partai Buruh," usul Haidar.

Dia mengisahkan kesuksesan partai buruh di beberapa negara Eropa. Seperti Norwegia yang merupakan negara paling demokratis di dunia, pemilunya dimenangkan oleh Partai Buruh.

Yang lebih heroik lagi adalah bagaimana seorang Lula da Silva, seorang aktivis buruh yang tak lulus Sekolah Dasar (SD) berhasil memenangkan pemilu di Brazil dengan angka meyakinkan sebesar 61,27 persen. Dua periode kepemimpinannya, Lula Da Silva bahkan dianggap sebagai presiden paling sukses dalam sejarah Brazil.

"Kenaikan upah, delapan jam kerja, THR, jaminan sosial, cuti melahirkan dan lain-lain semuanya bisa dinikmati bukan karena kebaikan korporasi dan partai politik lainnya, tapi melalui perjuangan yang berdarah-darah dari buruh itu sendiri. Partai Buruh, the real partai wong cilik," tutur dia.

Baca Juga: Sttt... Telah Dibongkar, Ini Dia Penyebab PSI Kerap 'Serang' Anies Baswedan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: