Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sttt... Telah Dibongkar, Ini Dia Penyebab PSI Kerap 'Serang' Anies Baswedan

Sttt... Telah Dibongkar, Ini Dia Penyebab PSI Kerap 'Serang' Anies Baswedan Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Tony Rosyid berpandangan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak akan pernah berhenti menyerang Anies Baswedan. Sebab, menurutnya, menyerang Anies adalah bagian dari pilihan strategi branding PSI untuk mendongkrak elektoral. 

"Pertama, serangan kepada Anies ini dianggap efektif untuk menjaga dan menaikkan popularitas PSI. Kedua, boleh jadi serangan kepada Anies dijadikan strategi untuk membidik suara dari kelompok yang selama ini kurang suka terhadap Anies,"  kata Tony.  

Baca Juga: Nahloh... Oleh Pengamat PSI Disebut Punya Kebencian ke Anies Baswedan

Tony mengatakan saat ini Anies sangat populer. Terutama posisinya sebagai Gubernur di Ibu kota dan calon presiden 2024. Dengan begitu, menyerang Anies akan mendapat tumpangan untuk ikut populer.

"Jika anda ingin populer, jalan termudah dan paling cepat adalah menyerang orang yang sudah populer. Ini teori klasik yang masih terus berlaku hingga hari ini," ujarnya. 

Tony mengungkap PSI harus memiliki eksistensi yang tersosialisasi ke publik sebagai partai yang ingin menjadi peserta pemilu 2024. Artinya, publik harus tahu kalau PSI masih ada.

Mengapa tidak mengambil sikap oposisi terhadap Jokowi? Jawabannya sederhana, PSI tidak punya anggota DPR RI atau anggota legislatif di pusat. Selain ada faktor lain yang terkait "man behind the gun".

"Strategi yang dipilih oleh PSI adalah menjadi oposisi Anies Baswedan. Maka, menyerang Anies ini gak ada hubungan dengan perasaan like or dislike. Tapi, ini mungkin hanya soal strategi. Kalau ada keterlibatan perasaan, itu hanya efek sampingan," jelasnya.

Sebagai partai yang memiliki delapan anggota DPRD di DKI, PSI punya legitimasi untuk mengkritisi Anies. PSI menggunakan peran controlling anggota legislatif sebagai alasan. Namun apakah serangan PSI terhadap Anies kritik atau fitnah, publik paham soal itu.

"Kritik itu berbasis data. Kalau fitnah gak perlu, atau bahkan kontra data. Hanya itu bedanya," singgung Tony.

Baca Juga: Anies Baswedan Naikkan UMP DKI 5,1 Persen, Orang PDIP: Beri yang Rasional

Tony menyebut pidato Ketum PSI Giring Ganesha Djumaryo saat momen HUT ke-7 PSI pekan lalu merupakan runutan serangan yang dilakukan para kader PSI terhadap Anies. 

Di hadapan Jokowi, dalam pidatonya, Giring mengumbar pernyataan Indonesia akan suram jika yang terpilih menjadi presiden 2024 adalah seorang pembohong dan orang yang pernah dipecat oleh Jokowi

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: