Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Edward Tirtanata yang Diremehkan saat Baru Membuka Kedai Pertama Kopi Kenangan

Cerita Edward Tirtanata yang Diremehkan saat Baru Membuka Kedai Pertama Kopi Kenangan Kredit Foto: Twitter/blogwallet
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO dan Co Founder Kopi Kenangan, Edward Tirtanata mengatakan nama Kopi Kenangan sendiri terinspirasi karena uniknya. Edward sendiri merupakan sosok yang selalu ingin menjadi yang terdepan. Oleh karena itu ia melihat adanya kesempatan di bisnis kopi ini karena kebanyakan orang setiap harinya pasti meminum kopi.

Selain itu, Edward juga mengaku miris melihat kopi Indonesia yang diekspor, kemudian di impor kembali melalui brand internasional. Oleh sebab itu, ia membuat tagline Kopi Kenangan sebagai kopi dari Indonesia untuk dunia.

Baca Juga: Edward Tirtanata Siap Jadikan Kopi Kenangan Kedai Kopi Terbesar se-Asia Tenggara

Dalam video YouTube Merry Riana bertajuk "EDWARD TIRTANATA: TETAP OPTIMIS WALAU DIPANDANG SEBELAH MATA | I'M POSSIBLE MERRY RIANA (EXTRA)", Edward mengatakan titik terendahnya sebagai pengusaha adalah saat corona datang tanpa diundang.

Padahal, saat itu perusahaannya tengah mendulang cuan yang luar biasa. Pendanaan investor juga baru masuk sehingga Edward memiliki mimpi-mimpi besar untuk Kopi Kenangan kedepannya.

Namun, corona datang memporak-porandakan semuanya. Corona membuat Kopi Kenangan kehilangan omzet hingga 50%. Tetapi Edward tak patah arang, yang terpenting baginya saat itu adalah menjaga timnya. Ia tidak melakukan PHK atau pemotongan gaji agar karyawan di Kopi Kenangan senantiasa merasa aman. Edward bahkan rela hanya digaji Rp1.

Edward berujar bahwa karyawan atau SDM adalah aset yang harus dijaga. Terlebih, sebagai kedai kopi, mereka memberikan pelayanan. Ini karena ujung tombak perusahaan adalah mereka sang front liner.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: