RUPS dan Public Expose, Bank Neo Commerce Kenalkan Direktur Baru dan Paparkan Capaian Kinerja 2021
PT Bank Neo Commerce, Tbk (BNC) tutup tahun 2021 dengan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dan Public Expose kemarin (29/12) di Jakarta Selatan. Dalam RUPS tersebut, BNC perkuat jajaran direksi dengan bergabungnya Ricko Irwanto sebagai Direktur Risiko dan Kepatuhan, menggantikan Hardono Budi Prasetya yang telah berpulang pada 30 Juni silam.
Ricko Irwanto merupakan sosok dengan pengalaman 25 tahun di dunia perbankan nasional, terakhir Ricko tercatat sebagai Direktur Kepatuhan di PT Bank MNC Internasional Tbk. Pada Public Expose tersebut, perseroan memaparkan berbagai capaian penting, diantaranya mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) lebih dari 400% hingga 679 juta saham atau setara Rp882,5 miliar pada Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) V pada awal Desember.
Baca Juga: Bank Neo Commerce Tutup Tahun 2021 dengan Raih Rights Issue Oversubscribed 400%
Jumlah Saham yang ditawarkan dalam HMETD V ini sebanyak 1.927.162.193 lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp1.300 untuk setiap saham. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Perseroan adalah sebesar Rp2,5 triliun dan perseroan telah berhasil melewati modal inti melebihi yang dipersyaratkan oleh OJK.
Selain itu, perseroan juga catatkan berbagai pencapaian penting di tahun 2021 ini, yaitu menjadi bank digital dengan jumlah nasabah terbanyak dengan 13 juta nasabah, aplikasi neobank telah diunduh lebih dari 18 juta kali sejak diluncurkan akhir Maret lalu dan menjadi aplikasi paling populer di Google PlayStore dan AppStore di bulan Oktober, dinobatkan ALTO sebagai bank digital dengan jumlah transaksi tertinggi, serta secara berkelanjutan memberikan berbagai inovasi pada layanan perbankan dengan menyajikan produk-produk unggulan pada tabungan Neo Now dengan bunga 6% per tahun dan deposito Neo Wow dengan bunga hingga 8% per tahun. Selain itu, harga saham BBYB kini seharga Rp2.740 per penutupan 28 Desember, mencatat peningkatan 2.454% dibanding awal tahun 2021.
Tjandra Gunawan, Direktur Utama Bank Neo Commerce paparkan, “BNC juga berikan fitur-fitur inovatif dan interaktif di aplikasi neobank dengan menyajikan games, chat yang memungkinkan sesama nasabah mengirimkan pesan, Neo Jurnal untuk membantu nasabah mengatur keuangan nasabah, dan kupon experience sebagai fitur edukasi untuk mengajak nasabah berinvestasi.”
Tjandra juga memberikan gambaran beberapa langkah strategis dan target pencapaian perusahaan di tahun 2022 yang akan datang. Setelah berhasil menggaet 13 juta nasabah dalam waktu kurang dari 10 bulan, tahun depan perseroan menargetkan meraih 15 juta nasabah baru. “Tahun depan akan semakin ramai bank digital dan kami ingin BNC tetap menjadi pilihan utama masyarakat. Kami fokus untuk mengembangkan ekosistem digital kami dan terus berinovasi memberikan layanan dan produk perbankan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Terdekat kami telah meluncurkan layanan digital lending di ekosistem kami dan akan tersedia di pertengahan Januari di aplikasi neobank. Tentunya banyak kejutan dari BNC di tahun 2022,” ujar Tjandra.
Bank Neo Commerce Tbk berencana kembali menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue melalui penawaran umum terbatas (PUT) VI. Dalam aksi tersebut, Tjandra mengatakan Perseroan menargetkan mendapatkan dana segar Rp5 triliun.
"BNC akan HMETD lagi yang ke-VI yang rencananya dilakukan di kuartal pertama 2022. Kami sudah merencanakan kurang lebih double dari angka sebelumnya yaitu Rp5 triliun yang manapenggunaannya 50% sampai 60% masih untuk investasi di teknologi,” beber Tjandra.
Pada laporan keuangan kuartal III 2021, perseroan catatkan peningkatan 49,16% dari sisi aset per september 2021 (year to date/ytd), dan peningkatan 69,3% untuk perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK). Perseroan juga mencatat kerugian bersih Rp264 miliar yang mana sebagian besar digunakan dan dialokasikan ke berbagai bentuk investasi, antara lain pada investasi teknologi dan keamanan digital, pengembangan sumber daya manusia, serta promosi dan edukasi berkelanjutan tentang bank digital.
Sebagai informasi, Bank Neo Commerce, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia. Sejak tahun 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce (BBYB), dan di tahun 2020, Bank Neo Commerce bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: