Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Neo Commerce Tutup Tahun 2021 dengan Raih Rights Issue Oversubscribed 400%

Bank Neo Commerce Tutup Tahun 2021 dengan Raih Rights Issue Oversubscribed 400% Kredit Foto: Bank Neo Commerce
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penerbitan saham baru PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 679 juta saham atau setara Rp882,5 miliar.   

Peminat saham Perseroan ini cukup tinggi, hal ini terlihat dari terjadinya kelebihan pemesanan saham pada Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) V Perseroan hingga 679 juta lembar saham. Jumlah Saham yang ditawarkan dalam HMETD V ini sebanyak 1.927.162.193 lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp1.300 untuk setiap saham. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Perseroan adalah sebesar Rp2,50 triliun. Baca Juga: Bursa Kasih Sinyal Delisting Saham, Apa yang Bisa Garuda Lakukan?

Selama Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD pada tanggal 2–8 Desember 2021, juga periode pemesanan saham Tambahan sampai dengan tanggal 10 Desember 2021, dicatat bahwa pelaksanaan HMETD terserap secara penuh dan terjadi kelebihan pemesanan tambahan mencapai 679 juta saham atau setara Rp882,5 miliar.

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan bahwa right issue Perseroan mengalami oversubscribed akibat semakin tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank Neo Commerce dalam 10 bulan terakhir, utamanya setelah Perseroan berhasil bertransformasi menjadi bank digital dengan jumlah nasabah terbesar yang hingga pertengahan Desember mencapai 12,7 juta nasabah. Right issue ini berhasil menarik para investor baru, sedangkan investor lama tetap berpartisipasi penuh dalam aksi korporasi ini.

“Tahun 2021 ini, Bank Neo Commerce mengalami dua kali oversubscribed pada HMETD IV dan HMETD V. Tingginya minat masyarakat untuk memiliki saham Bank Neo Commerce merupakan bentuk tumbuhnya kepercayaan dari berbagai tahapan transformasi menjadi bank digital atas berbagai inovasi layanan serta produk perbankan digital yang dinilai berhasil oleh masyarakat. Raihan ini penting karena berarti Bank Neo Commerce telah berhasil meraih modal inti melebihi dari ketentuan yang dipersyaratkan oleh OJK,” ujar Tjandra, di Jakarta (22/12).

Adapun, dana yang diperoleh dari hasil PUT V, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan berupa investasi teknologi informasi, penyaluran kredit, kegiatan operasional perbankan lainnya serta penguatan permodalan Perseroan.

Sebagai informasi, pada akhir periode pelaksanaannya pemegang saham perseroan sampai dengan 14 Desember 2021 antara lain PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98%, PT Gozco Capital 15,64%, Rockcore Financial Technology Co. Ltd 6,12%, Yellow Brick Enterprise Ltd. 5,17%, dan sisanya pemegang saham publik 48,08%.

Sebagai informasi, Bank Neo Commerce, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia. Sejak tahun 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce (BBYB), dan di tahun 2020, Bank Neo Commerce bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: