- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Laba Bank Neo Commerce Tembus Rp517 Miliar Melonjak Drastis hingga Oktober 2025
Kredit Foto: Uswah Hasanah
PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) membukukan laba Rp517,20 miliar, melonjak tajam dari Rp6,95 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Lonjakan kinerja tersebut terjadi di tengah strategi bank digital ini menahan ekspansi kredit dan memfokuskan konsolidasi bisnis sepanjang 2025.
Berdasarkan Lembar Fakta Bank Neo Commerce Desember 2025 yang dikutip Selasa (16/12/2025), perbaikan kinerja laba ditopang oleh efisiensi operasional, penguatan permodalan, serta peningkatan kualitas aset, meskipun pertumbuhan kredit melambat.
Per Oktober 2025, penyaluran kredit Bank Neo Commerce tercatat sebesar Rp7,40 triliun, turun 14,16% secara tahunan dibandingkan Rp8,62 triliun pada periode yang sama 2024. Penurunan kredit tersebut mencerminkan perubahan strategi dari ekspansi agresif menuju pendekatan yang lebih selektif dalam penyaluran pembiayaan.
Baca Juga: Bank Neo Commerce (BBYB) Kerja Sama dengan Zurich Hadirkan Asuransi Penyakit Kritis
Di sisi lain, struktur permodalan bank justru menguat signifikan. Modal inti meningkat menjadi Rp4,00 triliun per Oktober 2025, tumbuh 20,06% secara tahunan. Sejalan dengan itu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) melonjak ke level 47,77%, naik hampir 12 poin persentase dibandingkan 35,89% pada Oktober 2024.
Tingginya CAR menunjukkan ruang permodalan yang longgar di tengah kebijakan pengetatan ekspansi aset produktif. Penguatan permodalan ini menjadi fondasi utama bagi bank dalam menjaga ketahanan neraca selama fase konsolidasi.
Kebijakan selektif dalam penyaluran kredit turut berdampak positif terhadap kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL Gross) tercatat turun menjadi 2,89% per Oktober 2025, membaik dari 3,74% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan NPL sejalan dengan pengurangan eksposur pada segmen pembiayaan berisiko tinggi.
Dari sisi profitabilitas, lonjakan laba terutama ditopang oleh efisiensi operasional. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) berhasil ditekan ke level 82,83%, membaik signifikan dari 99,75% pada tahun sebelumnya. Perbaikan BOPO menunjukkan keberhasilan bank dalam mengendalikan biaya di tengah perlambatan pertumbuhan aset produktif.
Baca Juga: Laba Bersih Bank Mandiri Melonjak 28,7% pada November 2025, Kredit Tembus Rp1.452 Triliun
Namun, strategi menahan ekspansi kredit turut berdampak pada pendapatan bunga. Net interest margin (NIM) Bank Neo Commerce tercatat turun menjadi 14,74% per Oktober 2025, dari 17,05% pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan margin tersebut mencerminkan pendekatan yang lebih konservatif dalam pemilihan portofolio pembiayaan.
Dari sisi likuiditas, Dana Pihak Ketiga (DPK) relatif stabil di level Rp13,60 triliun per Oktober 2025, tidak jauh berbeda dibandingkan posisi tahun sebelumnya. Stabilitas DPK mencerminkan terjaganya kepercayaan nasabah selama proses konsolidasi berlangsung.
Secara keseluruhan, total aset Bank Neo Commerce mencapai Rp18,49 triliun per Oktober 2025, tumbuh 3,01% secara tahunan. Kinerja ini menandai fase transisi Bank Neo Commerce dari periode pertumbuhan agresif menuju penguatan fundamental bisnis bank digital.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement