Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Disaster Recovery Plan?

Apa Itu Disaster Recovery Plan? Kredit Foto: Cahyo Prayogo

Bagaimana Cara Membuat Disaster Recovery Plan?

Proses disaster recovery plan melibatkan lebih dari sekadar menulis dokumen. Sebelum menulis DRP, analisis risiko dan analisis dampak bisnis dapat membantu menentukan di mana kita harus memfokuskan sumber daya dalam proses disaster recovery.

BIA mengidentifikasi dampak dari peristiwa yang mengganggu dan merupakan titik awal untuk mengidentifikasi risiko dalam konteks disaster recovery. Ini juga menghasilkan RTO dan RPO. RA mengidentifikasi ancaman dan kerentanan yang dapat mengganggu pengoperasian sistem dan proses yang disorot dalam BIA. RA menilai kemungkinan peristiwa yang mengganggu dan menguraikan potensi keparahannya.

Untuk itu, DRP harus mencakup langkah-langkah berikut:

  • Menetapkan kisaran atau tingkat penyembuhan dan aktivitas yang diperlukan.
  • Mengumpulkan dokumen infrastruktur jaringan yang relevan.
  • Mengidentifikasi ancaman dan kerentanan yang paling serius, serta aset yang paling kritis.
  • Meninjau sejarah insiden dan pemadaman yang tidak direncanakan, dan bagaimana bentuk penanganannya.
  • Mengidentifikasi strategi pemulihan bencana saat ini.
  • Mengidentifikasi tim tanggap insiden.
  • Memiliki tinjauan manajemen dan menyetujui DRP.
  • Menguji rencana.
  • Memperbarui rencana.
  • Melaksanakan audit DRP.

Uji Disaster Recovery Plan Anda

DRP dapat dibuktikan melalui pengujian, yang akan mengidentifikasi kekurangan dan memberikan peluang untuk memperbaiki masalah sebelum bencana terjadi. Pengujian dapat menawarkan bukti bahwa rencana tersebut efektif dan mengenai RPO atau RTO. Karena sistem dan teknologi TI terus berkembang, pengujian DR juga membantu memastikan disaster recovery plan agar selalu diperbarui.

Namun, ada beebrapa alasan yang diberikan untuk tidak menguji DRP, yaitu terkait pembatasan anggaran, kendala sumber daya atau kurangnya persetujuan manajemen. Pengujian disaster recovery membutuhkan waktu, sumber daya, dan perencanaan. Ini juga bisa berisiko jika pengujian melibatkan penggunaan data langsung.

Pengujian disaster recovery dapat bervariasi dalam kompleksitas. Dalam tinjauan rencana, diskusi rinci tentang DRP mampu mencari elemen dan inkonsistensi yang hilang. Dalam proses ini, peserta akan menjalani kegiatan planning langkah demi langkah untuk menunjukkan apakah anggota tim disaster recovery mengetahui tugas mereka dalam keadaan darurat. Pengujian simulasi menggunakan sumber daya seperti situs pemulihan dan sistem backup yang pada dasarnya merupakan pengujian skala penuh tanpa failover yang sebenarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: