Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beberapa BUMN Masih Akan Hadapi Masalah Terjal pada 2022

Beberapa BUMN Masih Akan Hadapi Masalah Terjal pada 2022 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mendapat tantangan cukup terjal pada 2022.

Seperti, BUMN penerbangan dan tranportasi pada 2022 masih akan menghadapi tahun yang cukup menantang.

Baca Juga: Pengamat Nilai Sepanjang 2021 Kinerja BUMN Babak Belur

"Pemulihan penerbangan misalnya masih menunggu sinyal pembukaan mobilitas secara penuh. Alhasil, kinerja keuangan BUMN transportasi masih berat," ujar Bhima saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Senin (3/1/2022).

Selain BUMN yang bergerak di bidang trasnportasi, Bhima memperkirakan tahun ini juga akan menjadi berat untuk BUMN yang bergerak di sektor kontruksi. Bahkan, bisa lebih kompleks dibandingkan dengan sektor penerbangan akibat mahalnya biaya material seperti besi baja yang bisa saja naik karena volatilitas nilai tukar.

"Soal pembiayaan juga menjadi tantangan karena beban bunga utang makin mahal di tahun ini, era bunga tinggi mulai terjadi di berbagai negara," ujarnya.

Sementara itu, untuk BUMN bidang perkebunan dan pertambangan menurutnya pada 2022 harusnya untung dengan naiknya harga beberapa komoditas. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan demi menjaga daya saing produk yang dihasilkan.

"BUMN di bidang perkebunan dan pertambangan harusnya diuntungkan dengan naiknya harga komoditas, tapi masalah tata kelola manajemen harus jadi perhatian agar tidak kalah saing dengan pemain swasta," ungkapnya.

Bhima melanjutkan, berbeda dengan beberapa bidang yang akan sulit di 2022, terdapat dua sektor yang menurutnya masih akan tumbuh di tahun ini. Salah satunya adalah BUMN yang bergerak di sektor informasi dan komunikasi yang masih cukup baik karena didorong oleh naiknya pelanggan internet secara berkelanjutan.

"BUMN di sektor farmasi juga masih punya potensi di saat kebutuhan vaksin masih tinggi sekaligus meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan untuk penyakit nonmenular," ujar Bhima.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: