Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beda Nasib PKB dan Cak Imin Soal Elektabilitas

Beda Nasib PKB dan Cak Imin Soal Elektabilitas Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A

Dikatakan, efektivitas demokrasi dapat terwujud jika partai politik mampu mengutus perwakilan yang akuntabel dan dapat dikendalikan ideologi partai. Nah, Ideologi nasionalis-religius kuatlah yang jadi alasan mengapa PKB tren elektabilitasnya terus naik.

“PKB punya kelengkapan syarat ideologi di antara partai-partai politik yang lain. Di sisi yang lain punya background nasionalisme yang kuat juga,” terangnya.

Meski basis massanya kaum Nahdliyin, lanjut Cak Imin, PKB kini justru sangat fleksibel dan mudah diterima semua kalangan. Karenanya, dia mengimbau seluruh kader dan pengurus PKB terus menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat demi mewujudkan kemaslahatan umum.

Baca Juga: Tak Habis-Habis, Giliran Santri Habib Bahar Lapor ke Polisi Soal Ini

“PKB mewakili latar belakang keumatan dan keislaman yang mengakar kuat. Namun tetap inklusif. PKB ini adalah partai Islam dengan jumlah pemilih terbesar. Bukan hanya di Indonesia, tapi mungkin di seluruh dunia,” ucapnya.

Untuk diketahui, hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) terabaru yang dirilis Selasa (28/12), hanya ada dua parpol berbasis Islam yang elektabilitasnya melebihi ambang batas parlemen atau parliamentart threshold (PT) 4 persen. Dua parpol itu yakni PKB dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Elektabilitas PKB 8,4 persen. Sementara PKS 5,1 persen.

Dua partai berbasis massa Islam yang elektabilitasnya tak melebihi 4 persen yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). PPP meraih angka 2,7 persen, sedangkan PAN hanya sebesar 1,8 persen. Partai berbasis massa Islam lainnya seperti PBB, Partai Ummat, Masyumi, dan Gelora, masing-masing hanya meraih 0,1 persen.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: