Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Omicron Makin 'Menggila' Masih Pede dengan Kekebalan Alami Dibanding Vaksin? Duh… Pikir Ulang!

Omicron Makin 'Menggila' Masih Pede dengan Kekebalan Alami Dibanding Vaksin? Duh… Pikir Ulang! Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Varian Omicron menjadi perhatian penuh banyak negara di seluruh dunia. Bukan saja di luar negeri, Omicron pun sudah resmi masuk di Indonesia.

Para peneliti meyakini bahwa salah satu penyebab dari merebaknya varian Omicron adalah masih adanya beberapa pihak yang menolak untuk divaksin.

“Sekarang adalah waktunya untuk mengingatkan semua orang yang tidak divaksinasi untuk divaksinasi,” kata Dr. Onyema Ogbuagu, spesialis penyakit menular Yale Medicine yang merupakan investor utama uji klinis vaksin Pfizer di Yale School of Medicine, dikutip dari laman kesehatan Healthline.

Baca Juga: Apa Benar Jambu Air Bermanfaat untuk Masalah Diabetes? Ternyata Oh Ternyata…

Tidak sedikit yang memilih jalan untuk mendapat kekebalan alami (tidak divaksin), namun dengan merebaknya omicron ini, apakah anrasi tersebut sudah tepat?

Melansir laman kesehatan Healthline, disebutkan bahwa vaksin bekerja lebih baik daripada kekebalan alami.

Laporan awal dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa infeksi terjadi pada orang yang sebelumnya menderita COVID-19, kata Ogbuagu.

Infeksi alami memberikan kekebalan yang kuat, tetapi bukti sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi, secara umum, memiliki perlindungan yang lebih kuat terhadap infeksi daripada orang yang memiliki kekebalan dari infeksi masa lalu.

“Kami tahu bahwa vaksin memberikan perlindungan yang jauh lebih tahan lama terhadap virus,” kata Ogbuagu.

Selain itu, ketika tingkat vaksinasi meningkat, virus memiliki lebih sedikit peluang untuk menyebar dan bermutasi menjadi varian baru.

Baca Juga: Ternyata Oh Ternyata... Diabetes Juga Bisa Merujuk pada Masalah Penyakit Kanker Pankreas, Kok Bisa?

“Baik itu karena varian Delta atau varian masa depan, vaksin tetap menjadi strategi pencegahan paling efektif yang kami miliki,” kata Dr. Jorge Salinas, ahli epidemiologi rumah sakit dan asisten profesor kedokteran penyakit menular di Stanford.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: