Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kabar Buruk untuk Dunia, Para Ilmuwan Identifikasi Varian Baru di Prancis Namanya IHU

Kabar Buruk untuk Dunia, Para Ilmuwan Identifikasi Varian Baru di Prancis Namanya IHU Kredit Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes
Warta Ekonomi, Paris -

Ketika dunia bergulat dengan Omicron yang sangat bermutasi dari SARS-CoV-2, para ilmuwan telah mengidentifikasi varian baru di Prancis Selatan.

Dikenal sebagai 'IHU', varian B.1.640.2 telah dilaporkan oleh para peneliti di institut IHU Mediterranee Infection setidaknya dalam 12 kasus, dan telah dikaitkan dengan perjalanan ke negara Afrika, Kamerun.

Baca Juga: Mulai Januari, Bekerja dari Rumah atau WFH Menjadi Kewajiban Warga Prancis

Namun, para peneliti mencatat bahwa terlalu dini untuk berspekulasi tentang bagaimana varian ini berperilaku sejauh infeksi dan perlindungan dari vaksin yang bersangkutan.

Studi peer-review yang di-posting di repositori pracetak MedRxiv pada 29 Desember, mengungkapkan bahwa IHU memiliki 46 mutasi dan 37 penghapusan yang menghasilkan 30 substitusi asam amino dan 12 penghapusan.

Asam amino adalah molekul yang bergabung untuk membentuk protein, dan keduanya merupakan bahan penyusun kehidupan.

Empat belas substitusi asam amino, termasuk N501Y dan E484K, dan sembilan penghapusan terletak di protein lonjakan.

Sebagian besar vaksin yang digunakan saat ini ditargetkan pada protein lonjakan SARS-CoV-2, yang digunakan virus untuk masuk dan menginfeksi sel.

Mutasi N501Y dan E484K sebelumnya juga ditemukan pada varian Beta, Gamma, Theta dan Omicron.

"Set mutasi dan posisi filogenetik genom yang diperoleh di sini menunjukkan berdasarkan definisi kami sebelumnya varian baru yang kami beri nama IHU," kata penulis penelitian.

"Data ini adalah contoh lain dari ketidakpastian munculnya varian SARS-CoV-2, dan pengenalannya di wilayah geografis tertentu dari luar negeri," tambah mereka.

B.1.640.2 belum diidentifikasi di negara lain sejauh ini atau diberi label varian yang sedang diselidiki oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: